Prabowo Bakal Genjot Hilirisasi: Kekayaan Harus Diolah di Indonesia

- Presiden terpilih, Prabowo Subianto akan melaksanakan hilirisasi sumber daya alam (SDA) Indonesia.
- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia menegaskan pentingnya hilirisasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan total nilai investasi mencapai 618 miliar dolar AS hingga 2040.
- Indonesia menargetkan pendapatan per kapita di atas 10 ribu dolar AS pada 2029 dengan mengintegrasikan bahan baku ke dalam industri untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Jakarta, IDN Times - Presiden terpilih, Prabowo Subianto menyampaikan pemerintahannya akan melaksanakan hilirisasi sumber daya alam (SDA) Indonesia.
Dia menekankan pentingnya pengolahan kekayaan alam Indonesia di dalam negeri, serta menegaskan pengelolaan kekayaan tersebut harus dilakukan dengan baik.
"Kita akan melaksanakan hilirisasi, yaitu kekayaan Indonesia harus diolah di Indonesia, kekayaan kita harus kita urus dengan sebaik-baiknya," kata Prabowo melalui rekaman video dalam Rakornas Repnas di Menara Bank Mega, Jakarta, Senin (14/10/2024).
1. Bahlil sebut diperintahkan Prabowo eksekusi peta jalan hilirisasi

Dalam acara yang sama, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia menegaskan hilirisasi merupakan langkah strategis yang harus dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Dia menyebutkan ketika masih menjabat di Kementerian Investasi, dia telah menyusun peta jalan hilirisasi yang mencakup 28 komoditas dengan total nilai investasi mencapai 618 miliar dolar AS hingga 2040.
"Inilah yang menjadi pikiran Bapak Prabowo, inilah yang menjadi perintah Bapak Prabowo kepada kami agar ini bisa dieksekusi sebagai mesin pertumbuhan," paparnya.
2. Hilirisasi SDA bisa tambah pertumbuhan ekonomi 2 persen

Bahlil menyatakan Indonesia menargetkan pendapatan per kapita di atas 10 ribu dolar AS pada 2029, meningkat dari angka saat ini sekitar 5.300 dolar AS. Untuk itu, dia menekankan pentingnya menuju pola industri yang lebih maju dan berdaya saing tinggi.
Dia menjelaskan keunggulan Indonesia terletak pada bahan baku. Itu harus diintegrasikan dengan industri. Sektor-sektor seperti hulu migas, mineral dan batu bara, serta sektor-sektor lainnya diharapkan dapat menjadi mesin pertumbuhan ekonomi.
"Kalau (hilirisasi) ini mampu kita eksekusi minimal pertumbuhan ekonomi kita tambah 2 persen," ujar Bahlil.
3. Indonesia sudah menggenjot hilirisasi nikel di era Jokowi

Bahlil mencontohkan hilirisasi nikel telah membawa perubahan signifikan pada perekonomian Indonesia. Dia menyebut pada 2017-2018, ekspor nikel hanya mencapai 3,3 miliar dolar AS karena bahan baku langsung dikirim ke luar negeri.
Setelah Indonesia menghentikan ekspor bijih nikel dan memulai hilirisasi, nilai ekspor melonjak hingga hampir 34 miliar dolar AS atau sekitar Rp500 triliun.
Kebijakan tersebut, menurut Bahlil, menghasilkan penerimaan negara yang besar melalui pajak, royalti, dan dampak ekonomi lainnya, serta menciptakan kawasan-kawasan pertumbuhan ekonomi baru.
"Inilah yang membuat menciptakan kawasan-kawasan pertumbuhan ekonomi baru. Kalau ini mampu kita lakukan pada sektor-sektor yang lain, itu luar biasa," tambahnya.