Jakarta, IDN Times - Fuad Bawazier ditunjuk sebagai komisaris utama BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia (MIND ID) berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Senin (10/6/2024).
RUPST memutuskan untuk merombak jajaran komisaris perusahaan. Pemegang saham menyetujui pemberhentian dengan hormat Jisman Parada Hutajulu dari posisinya sebagai komisaris. Selain itu, RUPST juga menyetujui pengangkatan Grace Natalie Louisa sebagai komisaris.
Fuad Bawazier, yang lahir di Tegal pada 22 Agustus 1949, meraih gelar Sarjana Ekonomi Akuntansi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 1974.
Dia kemudian melanjutkan studi ekonomi ke jenjang S2 di William College pada 1983 dan berhasil mendapatkan gelar doktor ekonomi dari University of Maryland, Amerika Serikat (AS).
Mengutip buku Organisasi Kementerian Keuangan: Dari Masa ke Masa, Fuad Bawazier, merupakan Menteri Keuangan (Menkeu) terakhir di era Orde Baru, menjabat dari 16 Maret hingga 21 Mei 1998. Dia memulai kariernya di Kementerian Keuangan (Kemenkeu) pada 1974.
Karir Bawazier di Kemenkeu berkembang pesat. Pada 1988, dia menjabat sebagai Kepala Pusat Analisa Keuangan Daerah. Kemudian, dia dipercaya sebagai Direktur Pembinaan BUMN dan Staf Ahli Menteri pada 1993. Tahun 1998, dia diangkat menjadi Direktur Jenderal Pajak, menggantikan Mar'ie Muhammad.
Pada 16 Maret 1998, Bawazier dilantik oleh Presiden Soeharto sebagai Menteri Keuangan. Namun, masa jabatannya sangat singkat, hanya dua bulan, karena krisis politik yang berujung pada pengunduran diri Presiden Soeharto dan berakhirnya Kabinet Pembangunan VII.
Selama masa kepemimpinan singkatnya, tidak ada perubahan signifikan dalam kebijakan penataan organisasi di Kementerian Keuangan.
Nama Fuad Bawazier juga masuk dalam struktur Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dalam pemilihan presiden (pilpres) 2024. Dia dipercaya sebagai anggota Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran.
Fuad Bawazier dalam Pilpres 2019, juga menjadi bagian dari calon presiden (capres) Prabowo Subianto yang kala itu berhadapan dengan capres Joko “Jokowi” Widodo. Kala itu dia menjadi anggota tim ekonomi Badan Pemenangan Nasional (BPN).