Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Razia Imigrasi Besar-Besaran di AS Tunda Proyek Hyundai hingga 3 Bulan

Hyundai (unsplash.com/Hyundai Motor Group)
Hyundai (unsplash.com/Hyundai Motor Group)
Intinya sih...
  • Penggerebekan imigrasi terbesar dalam sejarah AS: Pabrik baterai Hyundai dan LG Energy Solution digerebek oleh otoritas imigrasi AS, menahan 475 pekerja mayoritas warga Korea Selatan.
  • Dampak penundaan terhadap proyek dan investor: Penangkapan besar-besaran menyebabkan kelangkaan tenaga kerja terampil, menunda proyek senilai 7,6 miliar dolar AS.
  • Langkah lanjutan setelah penggerebekan dan respons manajemen: Hyundai akan mengambil pasokan dari pabrik lain untuk mengantisipasi kekurangan baterai, sementara pekerja di fasilitas LG di AS dipulangkan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - CEO Hyundai Motor, Jose Munoz mengumumkan, pembukaan pabrik baterai mobil listrik di Georgia, Amerika Serikat (AS), akan tertunda minimal dua sampai tiga bulan akibat penggerebekan imigrasi yang terjadi pekan lalu.

Pabrik yang merupakan hasil kerja sama antara Hyundai dan LG Energy Solution ini awalnya dijadwalkan mulai beroperasi pada akhir 2025, namun kejadian terbaru memaksa manajemen melakukan penyesuaian rencana.

1. Penggerebekan imigrasi terbesar dalam sejarah AS

ilustrasi penangkapan imigran (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi penangkapan imigran (pexels.com/cottonbro studio)

Pabrik baterai yang dikelola Hyundai dan LG Energy Solution di Bryan County, Georgia, digerebek pada Kamis (4/9) oleh otoritas imigrasi AS dalam operasi tunggal terbesar sepanjang sejarah Departemen Keamanan Dalam Negeri AS. Sekitar 475 pekerja, yang mayoritas merupakan warga negara Korea Selatan ditahan dalam aksi tersebut.

"Untuk tahap konstruksi pabrik seperti ini, memang dibutuhkan tenaga ahli khusus yang terkadang tidak mudah ditemukan di AS," kata Munoz saat konferensi otomotif di Detroit, dilansir The Hill.

Pejabat imigrasi AS menjelaskan, mereka melakukan operasi berdasarkan hasil penyelidikan berbulan-bulan dan adanya pelanggaran visa kerja oleh para pekerja kontraktor.

"Kami melakukan penegakan hukum berdasarkan undang-undang yang berlaku," ujar Steven Schrank, agen khusus Homeland Security Investigations.

Pemerintah Korea Selatan menyatakan keprihatinan dan menyesalkan penangkapan ratusan warganya dalam operasi tersebut.

2. Dampak penundaan terhadap proyek dan investor

Penangkapan besar-besaran menyebabkan kelangkaan tenaga kerja terampil di lokasi pabrik Hyundai-LG, sehingga berdampak langsung pada penundaan pembangunan fasilitas tersebut.

"Hal ini dipastikan menunda setidaknya dua sampai tiga bulan, karena sekarang semua pekerja ingin pulang," kata Munoz.

Proses pencarian pengganti tidak dapat berlangsung cepat sebab sebagian besar keahlian teknis tersebut sulit ditemukan di AS.

Pabrik di Georgia ini merupakan bagian dari investasi senilai 7,6 miliar dolar AS (Rp124,6 triliun) untuk membangun pusat produksi mobil listrik Hyundai. Dalam rencana awal, fasilitas ini diharapkan dapat menciptakan ribuan lapangan pekerjaan baru di kawasan tersebut mulai akhir 2025.

"Amerika adalah pasar strategis untuk jangka menengah dan panjang, investasi kami tetap jalan, namun penundaan ini harus diselesaikan dulu agar bisa kembali cepat," ujar Munoz.

3. Langkah lanjutan setelah penggerebekan dan respons manajemen

Ilustrasi logo hyundai (freepik.com/Stephen Kidd)
Ilustrasi logo hyundai (freepik.com/Stephen Kidd)

Setelah penggerebekan, manajemen Hyundai secara terbuka menyampaikan keterkejutan dan langsung meminta klarifikasi, terutama perihal keterlibatan pegawai inti Hyundai.

Munoz memastikan bahwa pekerja yang diamankan dalam operasi kebanyakan merupakan tenaga kontrak dari pemasok LG. Untuk mengantisipasi kekurangan pasokan baterai, Hyundai akan sementara waktu mengambil pasokan dari pabrik lain yang mereka miliki bersama SK On di Georgia.

Peristiwa ini juga menimbulkan reaksi berantai di fasilitas lain milik LG di AS, bahkan beberapa pekerja di pabrik gabungan LG dan General Motors diarahkan untuk kembali ke negara masing-masing sejak Jumat (5/9).

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us

Latest in Business

See More

Menkeu Purbaya Beberkan Penyeab Penerimaan Pajak PPN-PPnBM Rendah

12 Sep 2025, 23:12 WIBBusiness