5 Gambaran Ekonomi Global Menuju 2021

Semakin banyak yang kehilangan pekerjaan

Jakarta, IDN Times – Pandemik COVID-19 telah membuat ekonomi global mengalami salah satu resesi terburuk yang pernah ada, dan belum jelas kapan pemulihan penuh akan terjadi.

Belakangan, kemajuan dalam pengembangan vaksin dari virus asal Wuhan, Tiongkok itu telah mencerahkan prospek ekonomi. Tetapi, beberapa ekonom mengatakan distribusi vaksin yang mungkin akan lambat di negara berkembang dapat menghambat kembalinya aktivitas ke tingkat sebelum pandemik.

Bahkan, di antara negara-negara ekonomi maju, penguncian (lockdown) baru di Eropa dalam upaya untuk mencegah kebangkitan infeksi dapat menghambat pemulihan ekonomi, menurut ekonom.

“Penemuan vaksin sangat mudah, tetapi tidak sampai 2022,” kata ekonom Citi dalam sebuah laporan di awal Desember. “Namun, akan ada perbaikan yang jelas dalam ekonomi global pada 2021, sebagian karena tidak sulit untuk menjadi lebih baik dari tahun 2020,” kata mereka.

Berikut adalah lima gambaran umum ekonomi dunia saat ini dan tahun depan.

Baca Juga: Pertemuan Tahunan Bank Dunia-IMF 2021 Ditunda Setahun karena Pandemik

1. Penurunan tajam dalam aktivitas

5 Gambaran Ekonomi Global Menuju 2021Prediksi perekonomian global kuartal kedua / Sumber: Facebook.com / Suahasil Nazara

Penyebaran COVID-19 telah memaksa banyak negara melakukan penguncian selama berbulan-bulan pada tahun 2020. Hal ini secara signifikan menekan aktivitas ekonomi. Akibatnya, produk domestik bruto (PDB) jatuh ke rekor terendah di banyak negara.

Menurut CNBC, Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan ekonomi global dapat menyusut 4,4 persen tahun ini, sebelum mencatatkan pertumbuhan 5,2 persen pada 2021. Pada Oktober lalu, IMF juga telah mengatakan bahwa ekonomi dunia telah mulai pulih, tetapi memperingatkan kembalinya ke tingkat prapandemik akan panjang, tidak mudah, dan tidak pasti.

Baca Juga: Jokowi Lepas Ekspor Senilai Rp23 Triliun ke Pasar Global

2. Pembatasan perjalanan tetap ada

5 Gambaran Ekonomi Global Menuju 2021Ilustrasi lockdown (IDN Times/Arief Rahmat)

Salah satu hal utama yang terjadi selama lockdown adalah penutupan perbatasan seluruhnya atau sebagian. Hal ini membuat banyak perjalanan internasional terhenti. Hal ini pun diprediksi akan tetap terjadi di tahun depan.

Pada 1 November, lebih dari 150 negara dan wilayah telah mengurangi pembatasan perjalanan terkait COVID, menurut Organisasi Pariwisata Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO).

Meski demikian, banyak pembatasan tetap diterapkan untuk membatasi pergerakan melintasi perbatasan, kata UNWTO. Langkah-langkah itu termasuk hanya membuka perbatasan untuk pengunjung dengan kebangsaan tertentu atau dari tujuan tertentu; mewajibkan pengunjung untuk menunjukkan hasil tes COVID-19 negatif sebelum memasuki suatu negara; dan meminta pengunjung untuk mengarantina atau mengisolasi diri pada saat kedatangan.

3. Semakin banyak yang kehilangan pekerjaan

5 Gambaran Ekonomi Global Menuju 2021(Ilustrasi pengangguran) ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Konsekuensi utama dari kemerosotan ekonomi yang disebabkan pandemik adalah meningkatnya jumlah orang yang kehilangan pekerjaan secara global. Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) mengatakan bahwa di beberapa negara, efek awal COVID-19 di pasar tenaga kerja adalah sepuluh kali lebih besar daripada yang diamati pada bulan-bulan pertama krisis keuangan global 2008.

“Para pekerja yang rentan menanggung beban krisis. Pekerja bergaji rendah telah menjadi kunci untuk memastikan kelanjutan layanan penting selama penguncian, seringkali dengan risiko substansial terpapar virus saat bekerja,” kata OECD dalam sebuah laporan.

"Mereka juga menderita kehilangan pekerjaan atau pendapatan yang lebih besar."

4. Utang pemerintah membengkak

5 Gambaran Ekonomi Global Menuju 2021Ilustrasi Utang (IDN Times/Arief Rahmat)

Pemerintah telah meningkatkan pengeluaran untuk melindungi pekerjaan dan mendukung pekerja. Secara global, langkah-langkah pemerintah untuk meredam pukulan ekonomi pandemik mencapai 12 triliun dolar, kata IMF pada Oktober.

Tingkat pengeluaran yang mengejutkan seperti itu telah mendorong utang publik global naik ke level tertinggi sepanjang masa, kata IMF. Namun, lembaga itu juga mengatakan bahwa pemerintah seharusnya tidak menarik dukungan fiskal terlalu cepat.

“Dengan banyak pekerja yang masih menganggur, usaha kecil berjuang keras, dan 80‑90 juta orang kemungkinan besar akan jatuh ke dalam kemiskinan ekstrem pada tahun 2020 akibat pandemik - bahkan setelah diluncurkannya bantuan sosial tambahan - masih terlalu dini bagi pemerintah untuk menghapus dukungan luar biasa tersebut,” kata IMF.

Baca Juga: Eks Bos Bank Dunia: Ketegangan AS-Tiongkok Mengancam Ekonomi Global

5. Bank sentral turun tangan

5 Gambaran Ekonomi Global Menuju 2021Ilustrasi ambil uang di Bank (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Bank sentral telah mengambil langkah untuk mendukung perekonomian dengan memangkas suku bunga, yang banyak di antaranya ke level terendah. Hal itu akan membantu pemerintah untuk mengelola utang mereka.

Bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (the Fed), yang kebijakannya memengaruhi ekonomi di seluruh dunia, memangkas suku bunga mendekati nol dan berkomitmen untuk tidak menaikkannya sampai inflasi melebihi target 2 persen.

Bank sentral di negara maju, termasuk Fed dan Bank Sentral Eropa (ECB), juga telah meningkatkan pembelian aset mereka untuk menyuntikkan lebih banyak uang ke dalam sistem keuangan. Langkah itu juga diadopsi oleh semakin banyak bank sentral di pasar negara berkembang saat mereka mencari cara untuk mendukung ekonomi masing-masing yang terpukul parah oleh pandemik.

Baca Juga: Virus Corona Diprediksi Sebabkan Perekonomian Global Tertekan

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya