Banyak Sentimen Negatif, Rupiah Ditutup Melemah Lawan Dolar

Rupiah melemah menjadi Rp14.432 per dolar AS

Jakarta, IDN Times – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada penutupan perdagangan sore ini, Rabu (23/6/2021).

Dikutip dari Bloomberg, rupiah melemah 0,21 persen ke level Rp14.432 per dolar AS sore ini. Pada penutupan sebelumnya rupiah berada di level Rp14.402 per dolar AS.

Baca Juga: Yuk Dicek, Ini Daftar 62 Entitas Investasi Aset Kripto Ilegal

1. Faktor pelemahan rupiah

Banyak Sentimen Negatif, Rupiah Ditutup Melemah Lawan DolarIlustrasi Uang Rupiah (ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)

Direktur PT. TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pelemahan rupiah terjadi setelah pesan Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell mengatakan bahwa suku bunga tidak akan naik terlalu cepat hanya berdasarkan ketakutan akan inflasi yang akan datang.

Menurut Ibrahim, Powell bersaksi di depan Subkomite Pemilihan DPR pada Selasa, di mana ia mengulangi tujuan bank sentral untuk pemulihan pasar kerja yang “luas dan inklusif”.

“Dia juga menambahkan bahwa The Fed tidak akan menaikkan suku bunga sebelum pemulihan ini, dengan benchmark imbal hasil Treasury 10-tahun beringsut lebih rendah sebagai tanggapan,” katanya.

2. Perubahan kebijakan ekonomi

Banyak Sentimen Negatif, Rupiah Ditutup Melemah Lawan DolarIlustrasi ambil uang di Bank (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Dalam pemaparannya, Ibrahim juga mengatakan bahwa Pejabat Fed telah menyatakan pandangan yang berbeda tentang kapan waktu yang mungkin tepat untuk memperketat kebijakan moneter karena inflasi meningkat.

Ibrahim mengatakan bahwa Presiden Bank Fed New York John Williams berpendapat bahwa Pejabat Fed akan terus mengawasi data ekonomi untuk menentukan kapan waktu yang tepat untuk mulai menyesuaikan kebijakan moneter dan setiap pembicaraan tentang kapan harus menyesuaikan suku bunga masih jauh.

Sementara itu, Presiden Federal Reserve San Francisco Mary Daly, pada Selasa mengatakan bank sentral AS mungkin berada dalam posisi untuk mulai mengurangi dukungan luar biasa terhadap ekonomi AS pada akhir tahun ini atau awal tahun depan.

Baca Juga: 3 Tips Investasi Reksa Dana buat Investor Pemula

3. Faktor internal pelemahan rupiah

Banyak Sentimen Negatif, Rupiah Ditutup Melemah Lawan DolarIlustrasi Uang (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

Sementara itu dari dalam negeri, lonjakan penularan COVID-19 di Indonesia masih jadi perhatian utama. Ibrahim menyebut lonjakan kasus bukan karena kesalahan masyarakat semata, namun permasalahan kebijakan pemerintah yang tidak konsisten dalam mengatasi pandemik juga menjadi faktor penyebab.

“Karena khawatir ekonomi akan melambat dan padahal sudah otomatis ekonomi melambat,” ujarnya.

Selain itu, baik pemerintah maupun masyarakat, menurutnya, tidak mau belajar dan tidak mau mendengar pendapat para ahli wabah dan kesehatan masyarakat.

"Di awal program vaksinasi, misalnya, pemerintah hanya fokus untuk memberikan kepada para tenaga kesehatan dan petugas di pelayanan publik, serta masyarakat yang secara langsung berkontribusi terhadap perekonomian. Para ahli wabah atau dokter kemudian menyarankan agar para lansia yang sangat rentan terinfeksi masuk target prioritas,” tambahnya.

Untuk perdagangan besok, Ibrahim memprediksi bahwa mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.410-Rp14.470 per dolar AS.

Baca Juga: Mengenal Bank Indonesia, Bank Sentral Penjaga Kestabilan Nilai Rupiah 

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya