RI Perlu Upaya Ekstra untuk Capai Target Pertumbuhan Ekonomi

- Pemerintah menetapkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2-5,8 persen dalam KEM-PPKF 2026.
- Kontraksi ekonomi di kuartal I-2025 membuat pemerintah harus bekerja lebih keras untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi pada akhir tahun 2025.
- Target pertumbuhan tersebut masih realistis dengan dukungan program strategis nasional yang sedang berjalan.
Jakarta, IDN Times - Pemerintah menetapkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen hingga 5,8 persen dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2026.
Direktur Pengembangan Big Data Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eko Listiyanto, bahwa untuk mencapai pertumbuhan ekonomi di masa depan, target 5,8 persen pada tahun 2026 memerlukan upaya ekstra guna mengakselerasi perekonomian. Hal ini mengingat pertumbuhan ekonomi saat ini masih menjauh dari target 5 persen.
“Kita harus berani memasang target yang lebih optimistis, tetapi tetap realistis. Harapannya, target APBN 2026 bisa di angka 5,8 persen, karena kita punya PR (pekerjaan rumah) untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja,” kata Eko dalam diskusi virtual pada Kamis (29/5/2025).
1. Pertumbuhan ekonomi kuartal I melemah

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi kuartal I-2025 tercatat sebesar 4,87 persen. Jika dibandingkan dengan kuartal IV-2024, perekonomian Indonesia terkontraksi sebesar 0,98 persen. Kondisi ini membuat pemerintah harus bekerja lebih keras untuk mendorong pertumbuhan ekonomi agar dapat mencapai 5,2 persen pada akhir tahun 2025.
Eko menambahkan, pemerintah seharusnya bisa menetapkan target pertumbuhan ekonomi 2026 yang lebih optimistis, disertai strategi yang jelas untuk mendorong pertumbuhan. Saat ini, pemerintah masih menghadapi tantangan besar dari sisi perekonomian domestik, terutama melemahnya konsumsi rumah tangga.
Padahal, konsumsi rumah tangga merupakan penopang utama pertumbuhan ekonomi. Jika sektor ini tidak optimal, maka akan menghambat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
“KEM-PPKF seharusnya menjawab tantangan tentang bagaimana mendorong konsumsi. Dari sisi sektoral, kita lihat pertumbuhan industri hanya 4,5 persen di bawah pertumbuhan ekonomi nasional. Ini perlu dorongan lebih besar. Jika hal-hal ini lebih banyak dielaborasi dalam KEM-PPKF, maka bisa memberikan sedikit optimisme bagi pasar dan pelaku ekonomi, terutama dalam menghadapi ketidakpastian tahun depan,” ucap Eko.
2. Wakil Banggar sebut target pertumbuhan ekonomi masih realistis

Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR, Wihadi Wiyanto, menilai target pertumbuhan tersebut masih berada dalam batas realistis jika ditopang oleh program strategis nasional yang sedang berjalan.
“Ke depan dengan angka 5,2 sampai 5,8, kita melihat angka pertumbuhan itu masih cukup realistis, karena banyak program-program yang masih berjalan sampai saat ini. Tentunya kita sampaikan tadi mengenai 8 program unggulan (pemerintahan Presiden Prabowo Subianto),” kata Wihadi.
3. Hilirisasi bisa genjot pertumbuhan ekonomi

Anggota Komisi XI DPR dari Fraksi Partai Gerindra ini juga menambahkan bahwa percepatan investasi dan program hilirisasi akan menjadi faktor penting untuk mendorong pencapaian target pertumbuhan ekonomi.
“5,2 sampai 5,8 persen itu masih mempunyai harapan untuk bisa tercapai karena kita masih mendorong investasi dengan adanya Danantara dan adanya hilirisasi,” ujarnya.