Eksperimen Blibli: 4 dari 5 Orang Potensi Jadi Korban Penipuan Online

Semua itu karena FOMO

Jakarta, IDN Times - Sebanyak 4 dari 5 masyarakat Indonesia terancam jadi korban penipuan dari transaksi online. Hal itu ditemukan lewat eksperimen yang dilakukan PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) atau Blibli melalui situs Vomoshop (https://www.vomoshop.com/).

Eksperimen sosial tersebut dilakukan Blibli bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Asosiasi Ecommerce Indonesia-idEA, para pemilik merek, media massa dan komunitas.

"Eksperimen sosial tersebut bertujuan mengukur potensi penipuan yang bisa dialami orang masyarakat Indonesia, sekaligus melakukan edukasi literasi berbelanja online yang aman lewat seruan #IngatVOMO, yang merupakan akronim dari Verifikasi, Observasi, Mudah Akses Info dan Ofisial rekening platform untuk transaksi online-nya," ujar Chief of Marketing Officer Blibli, Edward Kilian S, dalam pernyataan resminya, dikutip Jumat (6/10/2023).

1. Cara eksperimen Vomoshop

Eksperimen Blibli: 4 dari 5 Orang Potensi Jadi Korban Penipuan OnlineEksperimen sosial Vomoshop dari Blibli (dok. Blibli)

Untuk mengetahui seberapa jauh literasi digital dan kesadaran diri pengguna dalam menjaga keamanan siber saat bertransaksi online, eksperimen sosial ini menyertakan sejumlah hal yang ada dalam transaksi online pada situs Vomoshop.com.

Hal tersebut mulai dari iklan digital dengan penawaran harga tidak masuk akal, yang mengajak masyarakat untuk checkout dengan informasi transaksi ke rekening pribadi tidak resmi.

Mengingat tujuan eksperimen sosial ini adalah edukasi, situs pun dirancang sedemikian rupa untuk tidak meminta data pribadi pengunjung dan tanpa ada pembayaran yang dilakukan. Perjalanan pengunjung ketika checkout berakhir di laman edukasi #IngatVOMO.

Baca Juga: Begini Cara Blibli Dukung Ekosistem Halal di Indonesia

2. Hasil eksperimen Vomoshop

Eksperimen Blibli: 4 dari 5 Orang Potensi Jadi Korban Penipuan Onlineilustrasi penipuan (IDN Times/Aditya Pratama)

Berdasarkan hasil eksperimen yang dilakukan, lebih dari 63 ribu pengunjung merespons dengan mengakses situs.

Sejumlah fakta menarik pun ditemukan, di antaranya warga Jakarta menjadi jawara korban Fear of Missing Out (FOMO) dan perempuan menjadi yang paling FOMO kala belanja online.

Dari segi demografi usia, warga usia 25-34 tahun menjadi yang paling mudah terpancing mengunjungi situs. Kemudian disusul warga usia 18-24 tahun.

"Dihadapkan pada pilihan checkout produk yang diminati, 4 dari 5 warga ternyata memutuskan checkout belanja, membuktikan mayoritas warga masih rentan terjebak tipu tipu online akibat FOMO daripada #IngatVOMO," ujar Edward.

3. Produk yang paling banyak menarik minat pengunjung

Eksperimen Blibli: 4 dari 5 Orang Potensi Jadi Korban Penipuan OnlineIlustrasi Belanja E-commerce (IDN Times/Arief Rahmat)

Produk yang paling banyak membuat orang khilaf untuk segera checkout adalah barang-barang elektronik rumah tangga, seperti TV, vacuum cleaner, dan hair dryer kekinian. Lalu disusul dengan produk gaming.

"Banting harga fantastis menjadi alasan utama warga tergiur untuk checkout, terlihat 2 dari 3 visitor tergiur checkout laptop gaming seharga Rp30 juta yang dibanting menjadi Rp8 juta rupiah. Bahkan tingkat ke-FOMO-an warga melonjak nyaris 80 persen dengan tambahan info promo berlaku ‘cuma hari ini aja’ pada materi iklan," papar Edward.

Di sisi lain, dari 7 persen visitor yang lebih berhati-hati mengungkap dua alasan utama untuk tidak checkout, yakni tidak yakin produk yang ditawarkan orisinal dan tokonya dipandang tidak meyakinkan.

Baca Juga: Kominfo Pastikan Tak Beri Sanksi Tiktok Usai TikTok Shop Ditutup

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya