Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You
Age VerificationThis content is intended for users aged 18 and above. Please verify your age to proceed.

Rupiah Ditutup Perkasa ke Rp16.275 per Dolar AS

Ilustrasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (ANTARA FOTO/ Sigid Kurniawan)
Ilustrasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (ANTARA FOTO/ Sigid Kurniawan)
Intinya sih...
  • Hanya sedikit mata uang yang menguat di kawasan Asia
    • Bath Thailand menguat 0,05 persen
    • Rupee India menguat 0,01 persen
    • Inflasi AS yang melemah jadi faktor penguatan rupiah
      • Pelemahan dolar AS terjadi setelah hasil survei mencatat penurunan ekspektasi inflasi di AS
      • Hal ini berdampak positif pada penguatan rupiah hari ini menurut analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong
      • Investor tunggu kepastian perundingan AS dan China
        • Pelaku pasar cenderung bers

Jakarta, IDN Times - Pergerakan nilai tukar atau kurs rupiah ditutup menguat pada akhir perdagangan, Selasa (10/6/2024). Berdasarkan data Bloomberg, rupiah menguat ke level Rp16.275 per dolar AS per dolar AS.

Rupiah tercatat menguat 16 poin atau 0,10 persen dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya di posisi Rp15.291 per dolar AS. 

1. Hanya sedikit mata uang yang menguat di kawasan Asia

Bila mengacu Bloomberg, hanya sedikit mata uang yang mengalami penguatan, dengan rincian:

  • Bath Thailand menguat 0,05 persen 

  • Rupee India menguat 0,01 persen

2. Inflasi AS yang melemah jadi faktor penguatan rupiah

Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, menjelaskan pelemahan dolar AS terjadi setelah hasil survei mencatat penurunan ekspektasi inflasi di AS. Hal ini pun berdampak positif pada penguatan rupiah hari ini.

“Rupiah menguat terhadap dolar AS yang terkoreksi setelah survei menunjukkan penurunan ekspektasi inflasi di AS,” ujar Lukman.

3. Investor tunggu kepastian perundingan AS dan China

Meski demikian, Lukman memperkirakan penguatan rupiah masih akan terbatas. Menurutnya, pelaku pasar cenderung bersikap wait and see sambil menanti hasil perundingan tarif antara AS dan China yang masih berlangsung.

"Penguatan akan terbatas, investor cenderung wait and see di tengah berlangsungnya perundingan tarif China-AS," tambahnya.

Share
Topics
Editorial Team
Ilyas Listianto Mujib
EditorIlyas Listianto Mujib