Analis Sinarmas Futures, Ariston Tjendra, mengatakan, pergerakan harga di pasar keuangan pagi ini masih dibayangi sentimen bank sentral AS atau Federal Reserve (the Fed).
Dia menyoroti survei CME FedWatch tool, di mana probabilitas kenaikan suku bunga acuan AS pada Juli ini sangat tinggi, yaitu sekitar 92 persen, lebih tinggi dari pekan sebelumnya yang di kisaran 86 persen.
"Kelihatannya pasar sudah sangat yakin terhadap kenaikan suku bunga acuan di bulan ini," ujarnya.
Sementara, data ekonomi AS yang dirilis baru-baru ini hasilnya beragam, ada yang mendukung peluang kenaikan suku bunga acuan, dan ada yang menurunkan kemungkinan tersebut.
Jumat pekan lalu, menurut Ariston, data tenaga kerja AS yang dirilis juga mencatatkan hasil yang beragam. Data Non Farm Payrolls (NFP) lebih rendah dari perkiraan, tapi data tingkat pengangguran dan data penghasilan rata-rata per jam lebih bagus dari perkiraan.
"Kalau berpegang pada pernyataan Gubernur Bank Sentral AS bahwa suku bunga belum akan dipangkas dan malah ada potensi kenaikan dua kali tahun ini, ke depan, dolar AS masih berpeluang menguat terhadap nilai tukar lainnya," katanya.
Hanya saja, sentimen pasar sering berubah dengan perkembangan data dan kondisi ekonomi terbaru. Jadi, menurutnya, dinamika pergerakan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya di pasar masih tinggi, seputar sentimen the Fed.