Rupiah Menguat Tipis di Akhir Pekan, Dihantui Perang Chip AS-China

- Kekosongan data meningkatkan ketidakpastian dan ekspektasi penurunan suku bunga pada bulan Desember naik menjadi sekitar 70 persen.
- AS berencana memblokir Nvidia dari penjualan chip AI ke China, sementara China akan melarang penggunaan chip AI buatan luar negeri di pusat data yang didanai negara.
- Rupiah ditutup menguat 11 poin di level Rp16.690 dan berpotensi ditutup melemah di rentang harga Rp16.690 hingga Rp16.740
Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah berhasil ditutup menguat tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada akhir perdagangan pekan, Jumat (7/11/2025).
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah finis di level Rp16.690 per dolar AS, menguat sebesar 11 poin atau 0,07 persen jika dibandingkan dengan posisi penutupan kemarin pada level Rp16.701 per dolar AS.
1. Spekulasi dovish The Fed meningkat di tengah shutdown AS
Penutupan pemerintah AS (government shutdown) yang berkepanjangan, kini telah memasuki bulan kedua, menunda rilis laporan ekonomi utama, termasuk data ketenagakerjaan dan inflasi.
"Kekosongan data ini telah meningkatkan ketidakpastian dan mendorong investor untuk mengandalkan survei sektor swasta sebagai sinyal ekonomi," kata Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi.
Ibrahim menyatakan, laporan pekerjaan swasta AS menunjukkan tanda-tanda pelemahan di pasar tenaga kerja, menambah ekspektasi Bank Sentral AS (The Fed) dapat kembali melonggarkan suku bunga kebijakan lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Berdasarkan survei, peluang penurunan suku bunga pada Desember 2025 naik menjadi sekitar 70 persen, dari sekitar 60 persen sehari sebelumnya.
2. Ketegangan chip AS-China kembali meresahkan pasar
Sentimen negatif lain yang meresahkan pasar adalah ketegangan antara AS dan China. Sebuah laporan dari The Information menyatakan, AS berencana untuk memblokir Nvidia dari penjualan chip AI skala kecil ke China.
Aksi ini dianggap sebagai sebuah langkah yang dapat membatasi akses perusahaan China ke teknologi canggih. Hal itu menyusul laporan Reuters yang menyatakan China bermaksud untuk melarang penggunaan chip AI buatan luar negeri di pusat data yang didanai negara.
Langkah China tersebut dipandang sebagai bagian dari upaya Negeri Tirai Bambu untuk mendukung produksi chip domestik, yang semakin memanaskan situasi perdagangan global.
"Ketegangan antara Washington dan Beijing semakin meresahkan pasar," ujar Ibrahim.
3. Proyeksi pergerakan rupiah di perdagangan awal pekan depan
Ibrahim memaparkan, pada perdagangan sore ini rupiah ditutup menguat 11 poin di level Rp16.690. Dia mencatat rupiah sempat melemah hingga 20 poin di sepanjang sesi perdagangan.
Untuk perdagangan Senin (10/11/2025), Ibrahim memperkirakan pergerakan mata uang rupiah akan cenderung fluktuatif, namun berpotensi ditutup melemah di rentang harga Rp16.690 hingga Rp16.740.



















