Ini Cara Marketplace Lindungi Jutaan Pengguna dari Fraud

- Peningkatan ekosistem marketplace meningkatkan risiko.
- Hanya akun sah yang bisa masuk ke platform.
- Tingkat penipuan di Indonesia masih menunjukkan kekhawatiran.
Jakarta, IDN Times - Toco, salah satu community marketplace yang sedang berkembang pesat di Indonesia, memperkuat kemitraan jangka panjang dengan VIDA, penyedia solusi identitas digital dan pencegahan fraud terkemuka.
Melalui kolaborasi ini, Toco mengintegrasikan KYC, Liveness SDK, dan tanda tangan digital (VIDA Sign) untuk memastikan proses onboarding aman, mencegah akun palsu, dan melindungi jutaan pembeli serta penjual di platformnya.
"Sejak awal, kami memilih VIDA sebagai mitra identitas digital karena misi kami dimulai dari satu hal, yaitu kepercayaan. Kepercayaan menjadi fondasi utama pertumbuhan komunitas Toco, yang kini mencatat lebih dari 2 juta aktivasi pengguna per bulan. Dengan KYC, Liveness SDK, dan VIDA Sign, kami memastikan setiap pengguna terverifikasi dan aman,” kata Founder & CEO Toco, Arnold Sebastian Egg dalam keterangannya, Sabtu (20/12/2025).
1. Peningkatan ekosistem marketplace makin meningkatkan risiko

Ia menjelaskan, pertumbuhan ekosistem marketplace digital Indonesia yang pesat turut meningkatkan risiko, seperti akun palsu, pendaftaran ganda, kualitas selfie yang rendah, serta kendala dalam proses onboarding.
Untuk menghadapi tantangan ini, Toco menjadikan VIDA sebagai mitra utama dalam membangun digital trust.
2. Hanya akun sah yang bisa masuk ke platform

Melalui VIDA KYC, Toco memverifikasi seluruh penjual dan pengguna baru, memastikan hanya akun sah yang dapat masuk ke platform. VIDA Liveness SDK memberikan panduan selfie real-time untuk meningkatkan kualitas foto sekaligus mendorong conversion rate onboarding.
Dengan akurasi 0 persen false accept rate, tidak ada upaya fraud berbasis identitas yang berhasil menembus verifikasi. Penerapan VIDA Sign memungkinkan tanda tangan digital yang sah secara hukum, sehingga transaksi bernilai tinggi dapat dilakukan dengan aman.
“Toco membuktikan bahwa marketplace yang mengutamakan digital trust sejak awal akan tumbuh secara natural. Komitmen mereka terhadap verifikasi tanpa kompromi, seamless onboarding, dan pencegahan fraud menjadi benchmark baru keamanan marketplace digital di Indonesia,” ujar Founder & Group CEO VIDA, iki Luhur.
3. Tingkat penipuan di Indonesia masih menunjukkan kekhawatiran

Anggota Steering Committee IFSoc Tirta Segara menjelaskan praktik penipuan atau scam di Indonesia masih menunjukkan tingkat yang mengkhawatirkan. Hal ini mengacu dari data Indonesia Anti Scam Center (IASC) yang merujuk Global Anti Scam Alliance (GASA) Report 2025 mencatat, sebanyak 66 persen masyarakat Indonesia pernah menjumpai scam, dengan rata-rata 55 kali percobaan penipuan per orang per tahun.
Ia menjelaskan tingginya praktik penipuan tersebut tidak terlepas dari masih lebarnya kesenjangan antara inklusi keuangan dan literasi keuangan.
"Fraud di masyarakat Indonesia makin berkembang seriring adanya gap antara literasi dan inklusi keuangan. Bila mengacu data Otoritas Jasa Keuangan, tingkat inklusi keuangan nasional telah mencapai 80,51 persen, sementara literasi keuangan baru berada di level 66,46 persen. Artinya, terdapat gap sebesar 14,05 persen yang berpotensi dimanfaatkan pelaku kejahatan," ungkap Tirta dalam diskusi IFSoc, yang dikutip, Sabtu (20/12/2025).
Kondisi ini menunjukkan bahwa akses masyarakat terhadap produk dan layanan keuangan belum sepenuhnya diimbangi dengan pemahaman yang memadai, sehingga meningkatkan risiko menjadi korban penipuan.

















