Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Strategi Konten Musiman: Biar Engagement Naik Jelang Tahun Baru

ilustrasi konten behind the scene (pexels.com/pexels)
ilustrasi konten behind the scene (pexels.com/pexels)
Intinya sih...
  • Pahami suasana emosi audiens menjelang tahun baru.
  • Manfaatkan tema refleksi tanpa menggurui.
  • Sesuaikan format dengan kebiasaan akhir tahun.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Akhir tahun dan jelang tahun baru selalu jadi momen spesial di media sosial. Audiens lebih aktif, emosional, dan cenderung reflektif maupun optimistis. Inilah alasan kenapa konten musiman sering punya potensi engagement lebih tinggi dibanding hari biasa.

Namun, tidak sedikit brand atau kreator yang gagal memanfaatkan momentum ini. Konten terasa generik, terlambat tayang, atau terlalu jualan. Agar tidak sekadar ikut-ikutan, strategi konten musiman perlu disiapkan dengan pendekatan yang lebih relevan dan manusiawi.

1. Pahami suasana emosi audiens

ilustrasi bermain tiktok (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi bermain tiktok (pexels.com/cottonbro studio)

Menjelang tahun baru, emosi audiens biasanya bercampur. Ada yang menutup tahun dengan lega, ada juga yang merasa lelah atau penuh harapan.

Konten yang mampu menyentuh emosi ini cenderung lebih mudah mendapat respons. Gunakan sudut pandang empatik agar audiens merasa dipahami, bukan sekadar dijadikan target promosi.

2. Manfaatkan tema refleksi tanpa menggurui

ilustrasi konten edukasi (pexels.com/pexels)
ilustrasi konten edukasi (pexels.com/pexels)

Tema kilas balik dan refleksi selalu relevan di akhir tahun. Namun, terlalu banyak konten yang terasa menghakimi atau sok memotivasi.

Alih-alih menggurui, gunakan pendekatan bercerita. Cerita sederhana, relatable, dan jujur justru lebih kuat membangun koneksi dibanding narasi motivasi yang berlebihan.

3. Sesuaikan format dengan kebiasaan akhir tahun

ilustrasi konten komedi (pexels.com/pexels)
ilustrasi konten komedi (pexels.com/pexels)

Di masa liburan, audiens cenderung mengonsumsi konten cepat dan ringan. Video singkat, carousel ringkas, atau caption reflektif sering lebih efektif.

Memaksakan konten panjang dan berat bisa membuat pesan tidak tersampaikan. Adaptasi format adalah kunci agar pesan tetap sampai di tengah pola konsumsi yang berubah.

4. Jangan terlalu agresif jualan

ilustrasi bisnis franchise
ilustrasi bisnis franchise (pexels.com/James Frid)

Kesalahan umum konten musiman adalah terlalu fokus pada promo. Padahal, audiens akhir tahun lebih sensitif terhadap konten yang terasa memaksa.

Konten soft-selling dengan storytelling jauh lebih aman. Bangun kedekatan dulu, baru arahkan ke produk atau brand secara halus dan relevan.

5. Siapkan transisi ke awal tahun

ilustrasi menonton konten yang bermanfaat (pexels.com/kaboompics)
ilustrasi menonton konten yang bermanfaat (pexels.com/kaboompics)

Konten jelang tahun baru sebaiknya tidak berhenti di tanggal 31 Desember. Momentum justru bisa diperpanjang hingga minggu-minggu awal Januari.

Gunakan konten akhir tahun sebagai jembatan. Dari refleksi, arahkan ke harapan, rencana, atau kebiasaan baru agar engagement tetap berlanjut.

Strategi konten musiman bukan soal ikut tren semata. Yang terpenting adalah relevansi dengan kondisi audiens saat itu.

Ketika konten terasa tepat waktu dan tepat rasa, engagement akan naik secara alami. Tahun baru pun bisa jadi awal hubungan yang lebih kuat antara brand dan audiens.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in Business

See More

Kenapa Pekerja di Australia Lebih Gampang Jadi Kaya Dibanding Amerika?

28 Des 2025, 05:05 WIBBusiness