Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi - SPBU Pertamina (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Jakarta, IDN Times - Bisnis Pertashop di ambang kebangkrutan akibat hanya bisa menjual bahan bakar minyak (BBM) dengan RON tinggi alias Pertamax. Mereka tidak diperkenankan menjual BBM RON yang lebih rendah, Pertalite.

Beda halnya dengan pedagang bensin eceran karena banyak menjual Pertalite, yang pada dasarnya lebih murah dibandingkan Pertamax. Hal itu membuat konsumen Pertashop lari ke pengecer ilegal.

Kehadiran SPBU Pertamina juga ikut memukul bisnis Pertashop. Sebab, ada Pertalite, sehingga konsumen Pertashop lebih memilih ke SPBU karena bisa membeli BBM yang jauh lebih murah dibandingkan Pertamax.

"Masyarakat selaku target pasar berpotensi membelinya di SPBU dengan lebih banyak pilihan, termasuk dapat memilih untuk membeli BBM RON lebih rendah dengan harga murah," kata ReforMiner dalam keterangannya, dikutip Rabu (12/7/2023).

1. Konsep bisnis Pertashop harus ditata ulang

Dok. Pertamina

Menurut pandangan ReforMiner, dari perspektif ekonomi dan daya beli masyarakat, konsep bisnis Pertashop perlu ditata ulang. Sebab, kebijakan untuk Pertashop yang hanya boleh menjual BBM RON tinggi, tidak sesuai dengan segmen pasar.

Kehadiran Pertashop, menurut ReforMiner, didesain dan ditujukan untuk memperluas akses BBM ke wilayah-wilayah yang belum terjangkau SPBU. Jadi, Pertashop lebih banyak tersebar di wilayah pedesaan dan pinggiran kota yang profil masyarakatnya berpendapatan lebih rendah dibandingkan masyarakat di perkotaan.

Atas dasar itu, pemerintah dinilai perlu untuk menata kembali konsep bisnis Pertashop agar tidak merugikan pelaku usahanya.

"Jangan sampai tujuan memperluas akses BBM yang pada dasarnya sangat bagus karena dapat menjadi katalis pertumbuhan ekonomi nasional, justru menjadi kontraproduktif dan beban bagi pelaku bisnis selaku investor di bisnis Pertashop," tulis ReforMiner.

2. Pengecer BBM harus ditertibkan

Editorial Team

Tonton lebih seru di