Techno9 Indonesia Bakal Disuntik Investasi dari Singapura Rp3,3 T

Jakarta, IDN Times - PT Techno9 Indonesia Tbk (NINE) bersiap menyambut investasi besar dari investor asal Singapura serta akuisisi mayoritas saham oleh Poh Group. Komisaris Utama NINE, Noprian Fadli mengatakan investor dari Singapura tersebut berencana menyuntikkan dana sebesar 200 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp3,3 triliun ke NINE.
“Harga saham dari awal kita masuk masih Rp10, sekarang sudah Rp234, atau naik 2.340 persen. Ini achievement terbesar kami bisa memberikan hal positif buat investor dan menarik investor ke NINE,” kata Noprian, dalam keterangan resmi yang diterima IDN Times, Jumat (14/3/2025).
1. Poh Group bakal akuisisi 70 persen saham NINE

Lebih lanjut Noprian menambahkan, Poh Group berencana mengakuisisi 70 persen saham NINE. “Progresnya, pembayaran dari mereka sudah dilakukan bertahap. Kita punya target menyelesaikan akuisisi lebih cepat dari yang diharapkan sebelumnya, direncanakan selesai setelah right issue,” ujar dia.
Menurut Noprian, hal itu sudah final dan hanya Poh Group yang dinilai memiliki prospek untuk ditindaklanjuti dan diseriuskan. "Kami akan finalisasi semuanya pada tahun ini juga,” katanya.
2. Penggunaan dana hasil investasi dan akuisisi

Adapun dana investasi dan akuisisi Poh Group bakal digunakan NINE untuk sektor pertambangan batu bara. Noprian menjelaskan sektor teknologi informasi (information technology/IT) dari NINE memang mendukung untuk operasional tambang.
“Memang nantinya yang dimasukkan Rp3,3 triliun untuk sektor bisnis tambang batubara yang sudah dimiliki Poh Group sebelumnya. Ini baru Rp3,3 triliun. Masih banyak lagi yang akan dimasukkan Poh Group usai ini. Bisnis IT justru jadi pendukung operasional tambang, misalkan untuk remote area membutuhkan jaringan, server, dan komunikasi,” beber Noprian.
Selain itu, Noprian menjelaskan alasan investasi ke NINE lantaran Indonesia masih mendukung bisnis batu bara sehingga menarik minat Poh Group. Poh Group tadinya terdaftar di Australia Stock Exchange (ASX) selama 10 tahun sebelum akhirnya delisting.
Keputusan delisting itu diambil lantaran bursa Australia sudah tidak lagi mendukung visi Poh Group sebagai perusahaan.
“Kenapa mereka pilih Indonesia? Sebab, Indonesia masih mendukung bisnis batu bara, sementara di Australia sudah tidak,” ujar Noprian.
3. Dampak jangka panjang investasi dan akuisisi

Dengan adanya investasi dan akuisisi tersebut, Noprian memprediksi harga saham NINE bisa mencapai Rp1.200 bahkan bisa melebihi nilai itu setelah right issue kedua, tergantung pada dinamika pasar.
Noprian memprediksi, dengan market cap saat ini senilai Rp505 miliar dan harga Rp234 per saham maka bisa mencapai 6 kali lipat dari harga market cap saat ini setelah ada investasi Rp3,3 triliun.
"Yang mau dimasukkan Rp3,3 triliun. Kalau sekarang Rp234, maka jika 6 kali lipat, bisa mencapai Rp1.400-an, bahkan lebih. Itu hitungan matematika sederhana, tapi nanti disesuaikan keadaan di market,” ujar dia.
Di sisi lain, terkait ada investor bernama Djoni yang membeli 110 juta saham NINE atau sekitar 5 persen kepemilikan senilai lebih dari Rp20 miliar, Noprian mengaku baru mengetahuinya setelah melihat keterbukaan informasi.
“Pertama kali saya dengar Pak Djoni atau Djoni Investment, siapapun itu, saya baru tahu karena ada keterbukaan informasi dari beliau sendiri. Namun, sejak beliau masuk, kita jadi penasaran, siapapun dia, kami sangat (menyambut) positif,” kata Noprian.
Dia menilai ketika ada satu investor saham berani masuk lebih dari 5 persen, berarti menggunakan eksposur besar dan serius, bukan untuk hit and run. Noprian mengakui, dirinya juga mengakuisisi 12 persen saham NINE dari Heddy Kandou.
“Saya melihat prospek sangat positif dari NINE waktu itu. Kalau saya nggak lihat prospeknya, saya gak akan masuk,” kata Noprian.