pengolahan nikel PT Vale Indonesia (facebook.com/ptvaleindonesia)
PT Vale Indonesia mengandalkan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) di blok Morowali. Teknologi hijau ini mulai diterapkan bata 10 Februari 2023, tepat setelah PT Vale meletakkan batu pertama untuk IGP Morowali.
PT Vale Indonesia membangun smelter berteknologi RKEF di Sambalagi. Proyek ini memungkinkan pengolahan nikel rendah karbon yang ramah lingkungan. Dengan mengaplikasikan teknologi RKEF, blok Morowali yang dikelola PT Vale mampu menghasilkan 73 ribu ton nikel setiap tahunnya.
Yang membuat IGP Morowali istimewa, ini menjadi pabrik RKEF pertama di Indonesia yang didukung pembangkit listrik tenaga gas alam berkapasitas 500 megawatt (MW). Adapun Vale menggunakan tiga pembangkit listri gas alam di blok Morali.
Berkat teknologi RKEF, pabrik pengolahan nikel PT Vale Indonesia menjadi hemat energi dan ramah lingkungan. Bahkan, teknologi hijau tersebut berhasil membantu PT Vale mengurangi emisi karbon secara signifikan, yaitu mencapai 1 juta CO2eq per tahun.
Cara kerja teknologi RKEF adalah proses pengolahan bijih nikel dengan rotary kiln, atau tungku putar. Proses RKEF ini melibatkan suhu panas yang sangat tinggi. Hasilnya, bijih nikel berubah menjadi feronikel atau nickel pig iron (NPI).
Prosedurnya, bijih nikel harus melalui tajap penggilingan, sebelum dicampur bahan tambahan. Selanjutnya, bijih nikel yang sudah melewati prosedur penggilingan harus dipanasi dalam tunggu rotari dengan suhu peleburan. Tahap akhir, hasil olahan nikel dilebur ke tungku listrik.
Dua teknologi nikel hijau ala PT Vale Indonesia memiliki peran besar dalam mengekang pemanasan global. Baik HPAL dan RKEF sama-sama hemat energi dan mengurangi emisi karbon. Melalui kampanye #MenambangKebaikan, PT Vale Indonesia terus berkomitmen menciptakan pertambangan berkelanjutan.