Telkom Rencanakan Tutup dan Merger Anak Usaha, Kenapa?

- Telkom berencana untuk melakukan merger atau penggabungan antara anak usaha mereka, serta kemungkinan penggabungan dengan anak usaha BUMN lain.
- Tindakan penutupan atau penggabungan anak/cucu perusahaan dilakukan untuk mencatatkan kinerja yang lebih baik pada masa mendatang.
- BPI Danantara menyatakan bahwa BUMN yang kurang sehat akan diobati melalui restrukturisasi dalam ekosistem Danantara.
Jakarta, IDN Times - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) berencana mengevaluasi kinerja anak dan cucu perusahaannya. Direktur Utama Telkom, Dian Siswarini menegaskan, tidak segan menutup anak atau cucu perusahaan yang tidak memberikan kontribusi signifikan kepada Telkom.
Hal itu disampaikan Dian saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI pada Rabu (2/7/2025).
"Memang sesuai arahan Danantara kami akan melalukan streamlining portofolio. Jadi saat ini kami sedang mengevaluasi anak perusahaan atau cucu perusahaan mana saja yang di dalam lima tahun terakhir itu boleh dibilang tidak memberikan kontribusi dalam masa penurunan, tidak memberikan value kepada kami itu tentu yang akan mulai untuk dissolve (dibubarkan)," tutur Dian dikutip Jumat (4/7/2025).
1. Potensi merger anak perusahaan

Meski begitu, Dian juga mengungkapkan potensi merger atau penggabungan anak usaha Telkom yang satu dengan lainnya. Selain itu, ada kemungkinan juga penggabungan dilakukan antara anak usaha Telkom dan anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang lain.
"Tetapi juga ada anak perusahaan yang kemungkinan bisa digabung ataupun digabung dengan anak perusahaan BUMN lain karena memang di level Danantara jg akan dilakukan hal seperti itu," ujar Dian.
2. Telkom ingin jadi perusahaan lebih menguntungkan

Potensi penutupan atau penggabungan anak/cucu perusahaan dilakukan Telkom bukannya tanpa alasan. Menurut Dian, hal itu dilakukan agar Telkom sebagai induk usaha BUMN sektor telekomunikasi bisa mencatatkan kinerja lebih apik pada masa mendatang.
"Streamlining (perampingan) ini Pak Seno (Direktur Strategic Portfolio Telkom) ini akan melakukan review-nya supayake depannya Telko Group bisa lebih ramping, lebih lincah, dan lebih menguntungkan," kata Dian.
3. BUMN kurang sehat bakal diobati Danantara

Sebelumnya, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) mengungkapkan badan usaha milik negara (BUMN) yang kurang sehat alias masih rugi akan lebih mudah diobati melalui restrukturisasi yang dilakukan dalam ekosistem Danantara. Meski demikian, Chief Operating Officer (COO) BPI Danantara, Dony Oskaria memastikan jumlah BUMN yang merugi sebenarnya tidak banyak.
"(Untuk BUMN yang kurang sehat) itu nanti akan kita lakukan juga restrukturisasi ya. Tentu akan lebih mudah dengan Danantara," kata Dony kepada jurnalis di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (7/3/2025).