Dalam kesempatan sama, Direktur Strategic Portfolio Telkom Budi Setyawan Wijaya bahwa investasi Telkom pada startup-startup dilakukan secara selektif.
"Alhamdulillah investasi Telkom di startup seperti disampaikan bapak Direktur Utama Telkom, memang kita lakukan sangat selektif dengan koridor tidak hanya melihat dari sisi valuasinya tetapi juga sinerginya," ujar Budi.
Dari sisi value multiple-nya pada tahun 2021 investasi Telkom di startup 1,6 kali, sehingga cukup menguntungkan dengan realized gain sekitar Rp140 miliar.
"Di samping itu value synergy-nya juga cukup besar di mana pada kuartal I tahun value synergy-nya yang kita dapatkan dari startup Telkom di Telkomsel dan MDI Ventures lebih dari sekitar Rp500 miliar. Dengan demikian ini hasil yang kita lakukan pada startup-startup kita secara keseluruhan hasilnya bagus," ujar Budi.
Sebelumnya Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk David E. Sumual mengatakan saat ini siklus bisnis perusahaan teknologi baik global, regional, maupun Indonesia memang lagi kurang menguntungkan.
Hal itu disebabkan sentimen kenaikan suku bunga oleh The Fed. Bahkan suku bunga The Fed diperkirakan akan terus dikatrol hingga 3,5 persen. Sebelumnya pada saat suku bunga The Fed nol persen, perusahaan startup dan teknologi mengalami kenaikan yang sangat signifikan.
David menilai, sebenarnya investor pasar modal tak perlu khawatir untuk berinvestasi di emiten teknologi. Selama perusahaan teknologi tersebut masih bisa meningkatkan arus kas, usahanya masih berjalan sangat bagus, dan emiten tersebut masih dapat membuat ekosistemnya tumbuh, tentu prospek saham emiten teknologi masih menjanjikan.