Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tesla Batasi Gugatan Pemegang Saham di Bawah 3 Persen

ilustrasi logo tesla (unsplash.com/Prometheus 🔥)
Intinya sih...
  • Tesla membatasi gugatan derivatif bagi pemegang saham di bawah 3 persen kepemilikan, efektif sejak undang-undang Texas ditandatangani.
  • Langkah ini bertujuan mencegah gugatan spekulatif yang membebani perusahaan secara hukum dan finansial.

Jakarta, IDN Times - Tesla, produsen mobil listrik asal Amerika Serikat (AS) resmi mengubah anggaran dasar perusahaan untuk membatasi hak gugatan pemegang saham. Kebijakan baru ini melarang pemegang saham dengan kepemilikan di bawah 3 persen untuk mengajukan gugatan derivatif terhadap direksi atau pejabat perusahaan. Kebijakan ini langsung berlaku setelah diumumkan pada Jumat (16/5/2025).

Perubahan ini diumumkan melalui dokumen resmi ke Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC). Tesla memanfaatkan undang-undang baru di Texas—markas barunya sejak 2024—yang memberikan kewenangan bagi perusahaan untuk menetapkan ambang batas kepemilikan saham sebagai syarat pengajuan gugatan. Ketentuan ini dinilai sebagai langkah strategis mengurangi tekanan hukum dari pemegang saham minoritas.

Kebijakan Tesla mendapat sorotan tajam dari investor dan pakar hukum korporasi. Banyak yang mempertanyakan dampaknya terhadap akuntabilitas manajemen, terutama karena Tesla selama ini berada di bawah pengawasan publik akibat sejumlah keputusan kontroversial CEO Elon Musk.

1. Latar belakang kebijakan baru

Ilustrasi Tesla (unsplash.com/Tesla Fans Schweiz)

Tesla mengadopsi aturan baru yang membatasi gugatan derivatif bagi pemegang saham yang memiliki kurang dari 3 persen saham. Gugatan derivatif sendiri adalah tindakan hukum atas nama perusahaan terhadap pejabat yang dianggap melanggar tugas fidusia. Langkah ini langsung diberlakukan sehari setelah undang-undang terkait ditandatangani di Texas.

“Dengan ambang batas ini, hanya pemegang saham yang benar-benar signifikan yang dapat mewakili perusahaan dalam pengadilan,” ujar juru bicara Tesla, dilansir Economic Times

Ia menegaskan, tujuan utama kebijakan ini adalah untuk mencegah gugatan spekulatif yang justru membebani perusahaan secara hukum dan finansial.

Tesla bergerak cepat memanfaatkan peluang hukum ini setelah meninggalkan Delaware, negara bagian yang dikenal memiliki perlindungan kuat terhadap hak pemegang saham. Perubahan ini mencerminkan pergeseran filosofi hukum Tesla dalam menghadapi tantangan tata kelola dan litigasi internal.

2. Dampak pada pemegang saham kecil

Ilustrasi pengisian daya listrik Tesla (Pexels/Enes Haciabbasoglu)

Kebijakan ini secara praktis menyingkirkan pemegang saham ritel dari jalur hukum untuk menggugat direksi. Dengan valuasi Tesla mencapai 1,1 triliun dolar AS (Rp18,1 kuadriliun), ambang batas 3 persen berarti seseorang harus memiliki saham senilai sekitar 33 miliar dolar AS (Rp544,3 triliun), angka yang hanya bisa dicapai oleh investor institusional atau Elon Musk.

“Ini adalah kemunduran besar bagi akuntabilitas perusahaan,” kata Charles Elson, pakar tata kelola dari Universitas Delaware, dalam wawancara, dikutip The New York Times.

Menurutnya, langkah ini bisa membuat direksi semakin kebal dari kritik internal. Di sisi lain, pendukung kebijakan menyebutnya sebagai alat untuk efisiensi hukum.

Tesla dalam pengajuan ke SEC menyatakan bahwa gugatan derivatif sering digunakan bukan demi kepentingan perusahaan, melainkan sebagai alat negosiasi pribadi atau tekanan hukum oleh pihak eksternal.

3. Konteks hukum dan tren korporasi

ilustrasi hukum (pexels.com/KATRIN BOLOVTSOVA)

Perpindahan Tesla dari Delaware ke Texas memberi perusahaan ruang lebih longgar dalam mengatur tata kelola hukum internal. Salah satu manfaatnya adalah adopsi undang-undang baru Texas yang memperbolehkan pembatasan hak gugatan pemegang saham. Tesla langsung mengadopsi ketentuan ini dalam rapat internal pada Kamis (15/5).

“Texas kini menjadi surga bagi perusahaan besar yang ingin menghindari litigasi agresif,” kata Brian Babcock, pengacara korporasi, dikutip dari Business Insider.

Babcock menyebut, langkah Tesla sebagai contoh nyata dari strategi korporasi yang mengedepankan perlindungan hukum untuk direksi.

Tak hanya itu, Tesla juga menambahkan klausul baru yang mewajibkan pengabaian sidang juri untuk klaim internal, memperkuat posisi perusahaan dalam menghadapi gugatan. Ketentuan ini diketahui dari unggahan @USCorpFilings di X pada Sabtu (17/5) yang merinci isi revisi anggaran dasar Tesla.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us