Tokenize Indonesia Diluncurkan, Jaring Startup di bidang Blockchain

- Saison Capital, BRI Ventures, dan Coinvestasi meluncurkan program Tokenize Indonesia untuk startup RWA di bidang blockchain dan tokenisasi aset.
- Program ini berlangsung dari April hingga Agustus 2025 dengan POC bersama perusahaan ternama di Indonesia.
- Lanskap blockchain di Indonesia berkembang pesat dengan adopsi Web3 yang tinggi, menunjukkan potensi adopsi aset digital yang besar.
Jakarta, IDN Times - Saison Capital, lengan investasi ventura dari perusahaan keuangan Jepang Credit Saison bersama BRI Ventures, lengan investasi dari Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan Coinvestasi, perusahaan media yang fokus pada blockchain secara resmi meluncurkan Tokenize Indonesia.
Tokenize Indonesia merupakan sebuah program akselerator untuk mencari, mendanai, dan mendukung startup Real-World Asset (RWA) yang bergerak di bidang blockchain serta tokenisasi aset untuk berekspansi, kemudian mengimplementasikan solusi mereka di Indonesia.
"Di Saison Capital, kami percaya teknologi blockchain dan manfaat luasnya akan menjadi fondasi dalam membentuk masa depan keuangan inklusif, mentransformasi sistem keuangan yang ada, dan menciptakan akses lebih merata untuk semua. Meski kondisi pasar saat ini sedang volatil, kami tetap menjadi investor aktif dalam startup blockchain yang menyelesaikan permasalahan nyata di sektor keuangan. Kami percaya pentingnya menjalin kolaborasi dengan mitra strategis untuk memberikan dukungan nyata bagi para founder, dan kami senang menemukan mitra yang sevisi seperti BRI Ventures dan Coinvestasi," tutur Partner di Saison Capital, Qin En Looi, dalam pernyataan resminya, Senin (28/4/2025).
1. Tokenize Indonesia berlangsung dari April-Agustus 2025

Tokenize Indonesia akan berlangsung dari April hingga Agustus 2025. Startup terpilih akan menjalankan Proof of Concept (POC) dengan berbagai perusahaan ternama di Indonesia, termasuk BRI Ventures dan MDI Ventures, anak perusahaan Telkom Indonesia. Program ini akan ditutup pada Agustus dengan sesi demo day yang diselenggarakan dalam Coinfest Asia, festival crypto terbesar di Asia pada 21-22 Agustus 2025 di Bali.
"Sebagai lengan investasi dari salah satu grup keuangan terbesar di Indonesia, BRI Ventures berkomitmen untuk terus mengeksplorasi dan berinvestasi pada teknologi transformatif yang akan membentuk masa depan keuangan Indonesia. Tujuan kami adalah menjembatani kolaborasi yang bermakna antara institusi keuangan mapan dengan mitra teknologi inovatif. Dengan menjembatani dua dunia ini, kami ingin mendorong pertumbuhan berkelanjutan, memperluas inklusi keuangan, dan mempercepat adopsi aset digital di Indonesia," ujar Chief Investment Officer BRI Ventures, Markus Liman Rahardja.
2. Ekosistem kripto berkembang pesat di Indonesia

Lanskap tokenisasi dan blockchain di Indonesia saat ini berkembang pesat dengan didorong oleh populasi muda dan dinamis, kelas menengah yang terus tumbuh, industri fintech yang berkembang, serta sistem pembayaran digital yang makin kuat. Kombinasi ini menjadi fondasi bagi gelombang inovasi blockchain berikutnya untuk berkembang dan bertumbuh secara masif.
"Dengan lebih dari 20 juta pengguna crypto, Indonesia kini menempati peringkat ketiga secara global dalam adopsi Web3, sebuah bukti nyata dari ekosistem yang berkembang pesat. Kami melihat pertumbuhan signifikan dalam talenta developer, keterlibatan institusi, serta kejelasan regulasi yang bersama-sama membentuk fondasi untuk kemajuan jangka panjang. Di Coinvestasi, peran kami adalah menghubungkan ekosistem, memfasilitasi dialog, berbagi wawasan, dan menciptakan kolaborasi yang mendorong industri maju," tutur Founder Coinvestasi, Steven Suhadi.
3. Potensi blockchain untuk transformasi ekosistem keuangan Indonesia

Project Wira, laporan yang dikembangkan oleh BRI Ventures, Saison Capital, D3 Labs, dan Tiger Research, menyoroti potensi blockchain untuk mentransformasi ekosistem keuangan Indonesia. Sebanyak tujuh persen populasi Indonesia saat ini telah memiliki aset digital, melampaui jumlah investor saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang berjumlah 6,4 juta orang.
Hal itu menunjukkan potensi adopsi yang masih sangat besar. Inovasi telah bermunculan dalam bentuk uang digital, komoditas, obligasi, kredit karbon, hingga properti. Laporan tersebut memperkirakan bahwa permintaan terhadap tokenisasi aset di Indonesia dapat mencapai 88 miliar dolar AS pada 2030.