Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Toshiba Bakal PHK 4.000 Karyawan

Ilustrasi PHK (Pixabay.com)
Intinya sih...
  • Toshiba Corp akan melakukan PHK terhadap 4.000 tenaga kerja, sekitar 6 persen dari total tenaga kerja.
  • PHK dilakukan dalam rangka restrukturisasi untuk mengurangi biaya operasional dan mengintegrasikan anak perusahaan utama.

Jakarta, IDN Times - Perusahaan raksasa elektronik asal Jepang, Toshiba Corp akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 4.000 tenaga kerja di sana. Jumlah tersebut sekitar 6 persen dari total tenaga kerjanya.

Adapun PHK dilakukan dalam rangka restrukturisasi untuk mengurangi biaya operasional dan mengintegrasikan anak perusahaan utama. Langkah ini dilakukan dalam rencana perubahan besar pertamanya untuk mengubah bisnis setelah menjadi perusahaan tertutup pada akhir tahun lalu.

"Ini adalah hal yang perlu dilakukan untuk memastikan perusahaan bertahan selama 100 tahun ke depan," kata Presiden dan CEO Toshiba, Taro Shimada, dikutip dari ANTARA, Jumat (17/5/224).

1. PHK dengan menawarkan pensiun dini

ilustrasi uang pensiun (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Adapun PHK yang dilakukan perusahaan dengan menawarkan pensiun dini. Rencana pensiun dini bertujuan untuk memangkas biaya tenaga kerja.

Selain itu, pension dini juga menargetkan pekerja rumah tangga berusia 50 tahun ke atas yang bekerja di perusahaan grup Toshiba.

2. Departemen yang paling terdampak PHK

ilustrasi PHK (IDN Times/Aditya Pratama)

Shimada mengungkapkan, sebagian besar PHK akan terjadi di departemen back-office. Dia menatakan, Toshiba berencana menyelesaikan proses PHK pada akhir November 2024.

"Itu adalah keputusan yang menyakitkan," ujarnya.

Sebaliknya, perusahaan akan mencurahkan sumber dayanya ke bidang-bidang pertumbuhan, termasuk semikonduktor listrik yang dapat digunakan dalam kendaraan listrik, produk kecerdasan buatan, dan peralatan energi terbarukan, serta teknologi kuantum.

Sementara itu, empat anak perusahaan Utama perusahaan yang beroperasi di bidang bisnis, seperti energi dan infrastruktur akan diintegrasikan ke dalam Toshiba.

Perusahaan juga akan mengonsolidasikan fungsi kantor pusatnya di Distrik Minato Tokyo ke Kawasaki di Prefektur Kanagawa yang berdekatan, disbanding harus mempertahankan dua kantor pusatnya. Ini dilakukan dalam upaya meningkatkan efisiensi.

3. Toshiba delisting pada akhir 2023

Logo Toshiba (Dok Toshiba)

Toshiba melakukan penghapusan pencatatan saham alias delisting pada Desember tahun lalu. Keputusan perusahaan kembali menjadi perusahaa tertutup setelah akuisisi oleh konsorsium yang dipimpin oleh Japan Industrial Partners Inc senilai 2 triliun yen atau Rp205 triliun).

Langkah tersebut sebagai bagian dari upaya untuk membangun kembali bisnis menyusul sejumlah masalah yang melanda perusahaan pada 2010-an, mulai dari skandal akuntansi hingga kerugian besar di unit nuklir AS.

Delisting memudahkan para eksekutif Toshiba untuk fokus pada manajemennya dan mengambil keputusan dengan cepat. Shimada menjelaskan, itu karena mereka kini hanya perlu berkonsultasi dengan pemegang saham tunggal, JIP, dibandingkan diintervensi oleh aktivis pemegang saham seperti sebelumnya.

"Kami melakukan 100 persen upaya untuk mewujudkan rencana ini, sehingga kami dapat mewujudkan versi terbaik dari Toshiba," ucap Shimada.

Dia menegaskan bahwa pihaknya akan mengembalikan perusahaan ke jalur pertumbuhan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us