Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tren Emiten IPO Langsung Tembus ARA, yang Terbaru BREN

Ilustrasi saham (Unsplash.com/Ishant Mishra)
Ilustrasi saham (Unsplash.com/Ishant Mishra)

Jakarta, IDN Times - Tren emiten yang baru mencatatkan saham perdana atau initial public offering (IPO) kemudian menyentuh level auto rejection atas (ARA) berlanjut di awal pekan. Emiten terbaru yang tercatat ARA usai IPO adalah PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN).

Pada penutupan perdagangan Senin (6/10/2023), BREN mengalami kenaikan hingga 25 persen ke level Rp975 per saham. Sebelumnya, pada pembukaan perdagangan awal pekan, saham BREN dijual seharga Rp780 per saham.

Berdasarkan RTI, BREN diperdagangkan hingga 6.129 kali dengan volume perdagangan sebanyak 22,3 juta lembar saham dan menghasilkan nilai transaksi Rp21,74 miliar.

1. IPO BREN

ilustrasi IPO (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi IPO (IDN Times/Aditya Pratama)

Barito Renewables Energy merupakan anak usaha PT Barito Pacific Tbk (BRPT) yang bergerak di industri geotermal atau energi terbarukan.

Dalam IPO hari ini, BREN menawarkan 4,015 miliar saham dengan harga Rp780 per saham. IPO BREN mengalami kelebihan permintaan alias oversubscribe sebanyak 135,2 kali. Adapun dana yang berhasil dihimpun dari IPO tersebut sebesar Rp3.131.700.000.

"IPO Barito Renewables akan membawa BREN tidak hanya terbatas pada industri geotermal, tetapi juga menuju ke teknologi terbarukan lainnya dengan didukung oleh keunggulan operasional yang kuat," tutur CEO Barito Renewables Energy, Hendra Soetjipto Tan setelah IPO hari ini.

"Kami berharap BREN akan menarik mitra, investor, dan bakat baru dalam upaya kami untuk membantu Indonesia mencapai target energi terbarukan dan menciptakan masa depan yang lebih cerah dan bersih," sambungnya.

2. IOTF tembus ARA akhir pekan lalu

ilustrasi IPO (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi IPO (IDN Times/Aditya Pratama)

Emiten yang baru IPO kemudian tembus ARA sebelumnya terjadi pada PT Sumber Energi Makmur Tbk (IOTF) pada akhir pekan lalu atau Jumat (6/10/2023). Nilai saham IOTF mengalami kenaikan hingga 35 persen ke level Rp135 pada perdagangan akhir pekan lalu dari angka pembukaan di level Rp100.

Adapun harga penawaran awal IOTF ialah di level Rp100 per lembar saham, dan dibuka pada Rp120 per lembar saham setelah resmi melantai di bursa. Kemudian, nilai saham IOTF langsung melonjak 35 persen ke Rp135.

Berdasarkan RTI, IOTF diperdagangkan hingga 5.528 kali, dengan volume perdagangan sebanyak 104 juta lembar saham, dan nilai transaksi Rp14,07 miliar.

3. Dua jenis auto rejection di BEI

Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Auto rejection adalah batasan minimum dan maksimum atas perubahan harga saham dalam jangka waktu satu hari perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mana jika nilai tersebut terlampaui, harga yang dimasukkan akan ditolak secara otomatis oleh sistem.

Penerapan auto rejection bertujuan untuk menjadi rambu-rambu bagi investor dalam berinvestasi, termasuk para spekulan yang aktif mentransaksikan saham setiap hari untuk mendapatkan keuntungan (return) dalam jangka waktu pendek.

Terdapat dua jenis Auto Rejection, yaitu auto rejection atas (ARA) dan auto rejection bawah (ARB). Saham yang naik signifikan hingga menyentuh batas atas yang ditetapkan Bursa akan mengalami ARA, dan saham yang turun secara signifikan hingga menyentuh batas bawah yang ditetapkan Bursa akan mengalami ARB.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us