Sinergi BI, OJK dan Bank untuk Dorong Pasar Keuangan Transparan

- Rata-rata transaksi harian DNDF capai 212 juta dolar ASDestry menjelaskan matchmaking OIS berfungsi untuk memfasilitasi pencocokan transaksi antarbank, sehingga pembentukan harga menjadi lebih efisien dan interaksi pasar lebih lancar.
- Perkuat fondasi pasar domestikDari sisi industri, dukungan konkret ditunjukkan melalui penandatanganan 105 kontrak perjanjian induk derivatif baru, serta 23 komitmen kontrak penerapan margin oleh 56 bank.
- Penggunaan INDONIA jadi acuan OISKepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menilai penggunaan INDONIA sebagai acuan OIS merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kredibilitas, trans
Jakarta, IDN Times - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Destry Damayanti, menegaskan BI terus mendorong pendalaman pasar keuangan melalui peningkatan volume transaksi serta pembentukan harga yang lebih kredibel.
"Di pasar uang, fokus diarahkan pada transaksi repo dan Overnight Index Swap (OIS) yang mengacu pada suku bunga acuan INDONIA. Sementara itu, di pasar valuta asing, penguatan dilakukan melalui Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF) dan FX Swap, dengan referensi kurs JISDOR serta kurs acuan non-USD/IDR," tegasnya, dalam keterangan tertulis, Sabtu (27/9/2025).
1. Rata-rata transaksi harian DNDF capai 212 juta dolar AS

Destry menjelaskan matchmaking OIS berfungsi untuk memfasilitasi pencocokan transaksi antarbank, sehingga pembentukan harga menjadi lebih efisien dan interaksi pasar lebih lancar. Ketersediaan suku bunga acuan berbasis INDONIA juga diharapkan dapat memperkuat mekanisme penetapan harga instrumen OIS yang bersifat forward-looking.
"BI mencatat perkembangan positif di pasar valuta asing. Hingga Agustus 2025, rata-rata harian transaksi DNDF mencapai 212 juta dolar AS atau sekitar sepuluh kali lipat lebih tinggi dibandingkan pada awal penerapannya di tahun 2018," tegasnya.
Meski begitu, capaian ini masih perlu terus ditingkatkan. "Tentunya BI tidak bisa bekerja sendiri; diperlukan sinergi dan kerja sama dari seluruh pihak," ujar Destry.
2. Perkuat fondasi pasar domestik

Dari sisi industri, dukungan konkret ditunjukkan melalui penandatanganan 105 kontrak perjanjian induk derivatif baru, serta 23 komitmen kontrak penerapan margin oleh 56 bank. "Langkah ini mencerminkan keseriusan industri perbankan dalam memperkuat fondasi pasar domestik, khususnya dalam pengembangan OIS dan DNDF," tegasnya.
Namun, Destry menekankan komitmen tersebut tidak boleh berhenti di atas kertas, melainkan harus diwujudkan dalam bentuk peningkatan transaksi nyata di pasar. Sinergi antara otoritas dan pelaku pasar diharapkan dapat semakin memperdalam, meningkatkan likuiditas, dan memperkuat ketahanan pasar uang serta pasar valuta asing domestik.
Dengan demikian, pasar keuangan Indonesia dapat menjadi pilar penting dalam pembiayaan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
3. Penggunaan INDONIA jadi acuan OIS

Sejalan dengan itu, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menilai penggunaan INDONIA sebagai acuan OIS merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kredibilitas, transparansi, dan efektivitas suku bunga rupiah, sejalan dengan reformasi suku bunga secara global.
OJK berkomitmen melakukan pemantauan, pendampingan, serta mendorong pemanfaatan instrumen berbasis INDONIA agar dapat memberikan manfaat optimal bagi stabilitas sistem keuangan.
"Dengan sinergi seluruh pemangku kepentingan, kita optimistis pasar keuangan Indonesia akan semakin kompetitif dan berdaya saing secara global," ujar Dian.