Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Marak Kasus Keracunan MBG, Prabowo Bakal Panggil Kepala BGN

Prabowo
Presiden Prabowo Subianto saat tiba di Tanah Air usai kunjungan Sidang Umum PBB di New York, Amerika Serikat. Prabowo tiba di Indonesia melalui Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Sabtu (27/9/2025) sekitar pukul 15.30 WIB. (YouTube/Sekretariat Presiden)
Intinya sih...
  • Presiden Prabowo memantau perkembangan kasus keracunan dalam program MBG
  • Prabowo menegaskan akan menyelesaikan masalah tersebut dengan baik
  • Kepala BGN optimistis dapat menyerap seluruh anggaran program MBG
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN TimesPresiden Prabowo Subianto akan segera memanggil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menyusul semakin banyaknya kasus keracunan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).

“Saya baru dari luar negeri selama tujuh hari. Saya memantau perkembangan tersebut, dan setelah ini saya akan langsung memanggil Kepala BGN beserta beberapa pejabat untuk membahasnya,” kata Prabowo kepada wartawan usai mendarat di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (27/9/2025).

1. Presiden Prabowo mengikuti berbagai perkembangan terkait program MBG

Prabowo
Presiden Prabowo Subianto saat tiba di Tanah Air usai kunjungan Sidang Umum PBB di New York, Amerika Serikat. Prabowo tiba di Indonesia melalui Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Sabtu (27/9/2025) sekitar pukul 15.30 WIB. (YouTube/Sekretariat Presiden)

Prabowo menyatakan telah mengikuti perkembangan kasus keracunan dalam program MBG yang mencuat belakangan ini. Ia mengakui, peristiwa-peristiwa tersebut merupakan masalah besar bagi program andalan pemerintahannya, sehingga perlu segera dibahas dan dievaluasi secara menyeluruh.

Meski demikian, ia tidak menampik dalam tahap awal pelaksanaan pasti masih terdapat sejumlah kekurangan. Namun, ia menegaskan seluruh persoalan itu akan diselesaikan dengan baik.

"Kita akan diskusikan. Ini masalah besar, jadi pasti ada kekurangan dari awal ya. Tapi saya juga yakin bahwa kita akan selesaikan dengan baik,"ujar dia.

Berdasarkan data Badan Gizi Nasional (BGN) sejak Januari sampai September 2025 terdapat 5.914 korban keracunan usai menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG).

2. Waspada, jangan sampai isu keracunan di politisasi

Uji coba program makan bergizi gratis (MBG). (IDN Times/Larasati Rey)
Uji coba program makan bergizi gratis (MBG). (IDN Times/Larasati Rey)

Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Gerindra turut mengimbau semua pihak tetap waspada dan tidak mempolitisasi kasus keracunan yang dialami para siswa penerima program MBG.

“Harus waspada, jangan sampai ini dipolitisasi. Tujuan Makan Bergizi Gratis adalah untuk anak-anak kita yang sering kesulitan makan. Mungkin kita ini makan cukup, tapi mereka hanya makan nasi dengan garam. Ini yang harus kita atasi. Memberi makan sekian juta orang tentu memiliki tantangan, tetapi akan kita hadapi dan atasi,” jelasnya.

3. Anggaran program MBG dipastikan akan terserap penuh

IMG-20250926-WA0025.jpg
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana dan Menteri Keuangan Purbaya di Gedung Badan Gizi Nasional (IDN Times/Triyan).

Sebelumnya, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana optimistis mampu menyerap seluruh anggaran program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebesar Rp99 triliun hingga akhir tahun.

Perhitungannya, berasal dari pagu awal tahun anggaran 2025 sebesar Rp71 triliun dan tambahan anggaran Rp28 triliun yang akan diberikan oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

“Insya Allah bisa terserap. Bahkan kami berencana meminta tambahan (Rp28 triliun) ke Pak Menkeu(Purbaya Yudhi Sadewa) sesuai dana standby yang memang sudah disiapkan oleh Presiden,” ujar Dadan di Kantor BGN, Jakarta, Jumat (26/9/2025).

Menurutnya, Presiden Prabowo sebelumnya telah menyiapkan tambahan anggaran Rp100 triliun untuk memperluas cakupan MBG hingga 82,9 juta penerima manfaat. Namun, setelah dilakukan penghitungan ulang, BGN menilai tahun ini hanya mampu menyerap Rp28 triliun dari tambahan anggaran tersebut.

“Dua bulan lalu saya sudah sampaikan, Rp100 triliun tidak mungkin terserap sekaligus. Estimasi awal maksimal Rp50 triliun, tapi setelah dihitung lagi, yang realistis bisa kita serap tahun ini hanya Rp28 triliun,” jelasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ilyas Listianto Mujib
EditorIlyas Listianto Mujib
Follow Us

Latest in Business

See More

6 Alasan Kenapa Usaha yang Cepat Sukses Justru Rawan Gagal

27 Sep 2025, 19:02 WIBBusiness