BI: Arah Kebijakan The Fed Picu Rupiah Terus Melemah 

BI janji jaga confidence pasar

Jakarta, IDN Times- Bank Indonesia mengungkapkan sentimen eksternal menjadi faktor yang mendorong rupiah terus mengalami pelemahan dalam beberapa hari terakhir.

Data Bloomberg memperlihatkan, pada penutupan perdagangan, Jumat (6/10/2023) rupiah ditutup pada level Rp15.613 per dolar Amerika Serikat (AS).

"Tentu faktor penyebabnya adalah arah kebijakan the Fed yang berpotensi hawkish dan higher for longer, di samping kondisi ekonomi Eropa yang kurang baik," ucap Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI), Edi Susianto, kepada IDN Times, Jumat (6/10/2023).

1. Pelemahan mata uang tidak hanya terjadi pada rupiah

BI: Arah Kebijakan The Fed Picu Rupiah Terus Melemah Ilustrasi dolar AS (IDN Times/Holy Kartika)

Edi menegaskan bahwa pelemahan mata uang terhadap dolar tidak hanya terjadi pada rupiah, namun di semua mata uang negara G10 maupun negara berkembang termasuk Asia.

"Apa yang sedang terjadi belakangan ini adalah proses price-in (diperhitungkan) oleh pasar terhadap kondisi tersebut di atas. Tentu dalam proses price-in akan ada up and down di pergerakan nilai tukar," jelasnya.

Baca Juga: Efek Hawkish The Fed Berlanjut, Dolar AS Melesat Sore Ini!

2. BI fokus stabilkan rupiah

BI: Arah Kebijakan The Fed Picu Rupiah Terus Melemah Kantor Bank Indonesia (BI). IDN Times/Hana Adi Perdana

Meski begitu, Edi enggan menjelaskan lebih detail berapa nominal intervensi yang sudah digelontorkan Bank Indonesia dalam kurun waktu 1 bulan terakhir untuk menstabilkan rupiah.

"Stabilisasi nilai tukar rupiah melalui intervensi di pasar valas dengan fokus pada transaksi spot dan Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF)," jelasnya.

Peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global menyebabkan nilai tukar Rupiah pada September 2023 (sampai dengan 20 September 2023) secara point-to-point melemah sebesar 0,98 persen dibandingkan dengan level akhir Agustus 2023.

3. BI janji jaga confidence pasar

BI: Arah Kebijakan The Fed Picu Rupiah Terus Melemah Ilustrasi Uang (IDN Times/Arief Rahmat)

Dalam kondisi seperti ini, Bank Indonesia memastikan akan terus menjaga confidence pasar, khususnya harus tetap menjaga keseimbangan dan kepastian supply and demand valas di market.

"Dan, tentu BI akan terus berada di pasar untuk mengawal hal tersebut. Untuk menjaga confidence tersebut, kami masuk pasar baik di pasar spot, pasar DNDF dan juga melakukan pembeliaan SBN," tegasnya.

Bank Indonesia memperkirakan stabilitas nilai tukar rupiah tetap terjaga sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian Indonesia, inflasi yang rendah, dan imbal hasil aset keuangan domestik yang menarik.

Dengan demikian, Edi mengatakan BI akan terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah melalui intervensi di pasar valas, meningkatkan efektivitas implementasi instrumen penempatan valas Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) sejalan dengan PP Nomor 36 Tahun 2023, dan melanjutkan penerbitan SRBI.

Baca Juga: Bank Jago Jadi Bank Digital Terbaik di RI versi Forbes

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya