Industri Halal Kinclong di Tengah Krisis Ekonomi Global 

Ekonomi halal jadi sumber pertumbuhan ekonomi baru

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan, Sri Mulyani menegaskan industri halal tetap menununjukkan kinerja yang positif di tengah tantangan global yang semakin serius dan beragam.

"Di tengah tantangan global, nilai ekonomi halal menjadi sumber pertumbuhan baru. Ekonomi halal telah mewakili daya beli global masyarakat muslim pada produk dan layanan yang diatur oleh syariat Islam," tegas Menkeu dalam dalam acara The 7th Annual Islamic Finance Conference, Selasa (29/8/2023).

Baca Juga: Indonesia Ajak Singapura Investasi di Kawasan Industri Halal 

1. Belanja produk halal terus naik

Industri Halal Kinclong di Tengah Krisis Ekonomi Global Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa saat menerima penghargaan yang diberikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani. Dok. Humas Pemprov Jatim.

Menkeu menjelaskan sepanjang 2021 sebanyak 1,9 miliar penduduk muslim di seluruh dunia telah menghabiskan sekitar 2 triliun dolar AS untuk produk halal. "Belanja produk halal tersebut tumbuh lebih tinggi yakni hampir 9 persen dari tahun 2020 ke 2021," jelasnya.

Tak hanya itu, permintaan produk halal pun diklaimnya telah meningkat signfikan dan melampaui makanan, termasuk obat-obatan, kosmetik dan pariwisata.

Baca Juga: Sri Mulyani: Banyak Gubernur Mau Bangun Kawasan Industri Halal

2. Pengeluaran umat muslim global di sektor halal naik 3 triliun dolar AS di 2025

Industri Halal Kinclong di Tengah Krisis Ekonomi Global ilustrasi muslim (unsplash.com/Umar ben)

Sri Mulyani memperkirakan pengeluaran umat muslim secara global di sektor halal akan tumbuh signfikan hingga 7,8 persen pada 2025.

"Angka ini setara dengan 3 triliun dolar AS dan nilai ekonomi dari halal global diperkirakan akan mencapai 4,96 triliun dolar AS di tahun 2030," tegasnya.

3. Invetsasi pemerintah di IDB capai Rp266,79 miliar

Industri Halal Kinclong di Tengah Krisis Ekonomi Global Ilustrasi APBN (IDN Times/Arief Rahmat)

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani resmi mengucurkan suntikan modal atau investasi pemerintah sebesar Rp1,52 triliun kepada enam Lembaga Keuangan Internasional (LKI) salah satunya Bank Pembangunan Islam (Islamic Development Bank/ IDB).

Hal ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 56 Tahun 2023 tentang Penambahan Investasi Pemerintah Republik Indonesia Pada Lembaga Keuangan Internasional Tahun Anggaran 2023. Beleid ini resmi diundangkan pada 16 Mei 2023.

Berikut besaran suntikan dana Indonesia kepada 6 LKI tersebut:

1. Islamic Development Bank: Rp266,79 miliar 

2. International Fund for Agricultural Development: Rp44,25 miliar

3. International Development Association: Rp256,17 miliar

4. International Finance Corporation: Rp336,06 miliar

5. International Bank for Reconstruction and Development: Rp487,9 miliar

6. Credit Guarantee and Investment Facility: Rp132,75 miliar

Dengan demikian, jika ditotal, suntikan dana tersebut menyentuh Rp1,52 triliun.

Baca Juga: Strategi Pemerintah agar Industri Halal Indonesia Berkuasa di Global

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya