RI Impor Barang dari Israel Nilainya Tembus Rp226 Miliar 

Impor dari Israel bersifat bussines to business

Jakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan Indonesia mengimpor barang dari Israel senilai 14,4 juta dolar AS atau Rp226 miliar (asumsi kurs Rp15.700 per dolar AS).

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan barang yang diimpor Indonesia berkaitan dengan perkakas dan peralatan dari logam tidak mulia (HS 82), lalu mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS 85).

"Sepanjang Januari-September 2023 kita mengimpor dari Israel senilai 14,4 juta dolar AS," jelas Amalia dalam Konferensi Pers BPS, Senin (16/10/2023).

Baca Juga: Dipercepat! Aturan Pengetatan Impor Barang Dimulai 17 Oktober

1. Impor Indonesia ke Israel fluktuatif

RI Impor Barang dari Israel Nilainya Tembus Rp226 Miliar ilustrasi impor (IDN Times/Aditya Pratama)

Secara kumulatif, nilai impor Indonesia dari Israel trennya naik turun atau tidak tetap. Sebab berdasarkan data BPS,  nilainya mencapai 56,5 juta dolar AS atau sekitar Rp887,0 miliar sepanjang 2020.

Pada 2021, nilai impor itu turun menjadi 26,5 juta dolar AS atau sekitar Rp416 miliar, lalu menjadi 47,8 juta dolar AS atau Rp750,46 miliar di 2022.

Baca Juga: Terungkap, Impor lewat E-Commerce Dikuasai Barang dari China

2. Alasan Indonesia impor barang dari Israel

RI Impor Barang dari Israel Nilainya Tembus Rp226 Miliar Pixabay.com/Chickenonline

Menurut Amalia, Indonesia memang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Namun, hal itu tidak menghalangi kedua negara untuk bertransaksi dagang.

"Kalau kita tidak memiliki hubungan diplomatik, tidak berarti secara ekonomi kita tidak boleh melakukan hubungan dagang, tetap bisa dilakukan karena ini adalah business to business sifatnya," kata dia.

3. Dampak langsung dari perang Israel-Hamas terhadap ekonomi RI minim

RI Impor Barang dari Israel Nilainya Tembus Rp226 Miliar Ilustrasi impor (IDN Times/Arief Rahmat)

Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan dampak langsung dari perang Israel- Hamas terhadap perekonomian Indonesia sangat terbatas. Hal ini karena hubungan dagang dan investasi Indonesia cenderung terbatas terhadap kedua negara tersebut.

"Hubungan dagang dan investasi Indonesia yang terbatas kepada kedua negara tersebut jadi dampaknya terhadap Indonesia cenderung bersifat indirect," jelas Josua dalam keterangannya, Senin (16/10/2023).

Menurut Josua berdasarkan pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya, konflik Israel-Palestina memang akan mendorong risk-off sentiment di pasar keuangan global. Meski begitu, sentimen ini cenderung bersifat temporer.

"Tapi dampaknya yang mungkin lebih mempengaruhi Indonesia secara umum adalah dampaknya kepada harga minyak global. Bila beberapa negara Timur Tengah memutuskan untuk ikut dalam konflik ini, maka mereka berpotensi melakukan pemotongan produksi minyak global dalam rangka membiayai perang," ujarnya.

Baca Juga: Siap-siap, E-Commerce cuma Boleh Jual Produk Impor di Atas Rp1,5 juta!

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya