Trump Umumkan Kemajuan Besar dalam Negosiasi Tarif dengan Jepang

- Presiden AS Donald Trump mengumumkan kemajuan besar dalam negosiasi tarif dengan Jepang di Washington
- Defisit perdagangan AS dengan Jepang mencapai 68,5 miliar dolar AS pada 2024
- Jepang menawarkan investasi di AS untuk menghindari eskalasi dan menolak langkah balasan seperti tarif retaliasi
Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan kemajuan besar dalam negosiasi tarif dengan pejabat Jepang di Washington ada Kamis (17/4/2025). Pertemuan ini merupakan bagian dari upaya AS untuk mengatasi defisit perdagangan dan menciptakan hubungan dagang yang lebih adil dengan mitra globalnya.
Langkah ini mengejutkan banyak pihak karena Trump secara langsung terlibat dalam pembicaraan, yang awalnya dipimpin oleh Departemen Keuangan dan Perdagangan AS. Jepang, sebagai salah satu sekutu terdekat AS, mengirimkan Menteri Revitalisasi Ekonomi Ryosei Akazawa untuk memulai diskusi, menunjukkan urgensi dalam merespons kebijakan tarif Trump yang kontroversial.
1. Latar belakang negosiasi tarif
Trump menyoroti ketidakseimbangan perdagangan dengan Jepang, yang mencatat defisit perdagangan AS sebesar 68,5 miliar dolar AS (Rp1,1 kuadriliun) pada 2024. Ia memberlakukan tarif 24 persen pada ekspor Jepang ke AS, meskipun ditunda selama 90 hari, serta tarif 10 persen universal dan 25 persen untuk mobil, yang sangat memengaruhi industri otomotif Jepang.
“Kami membuat kemajuan luar biasa dengan banyak negara, dan Jepang kini bersedia bernegosiasi karena merasakan tekanan,” kata Trump dalam unggahan di Truth Social, menegaskan bahwa tarif adalah alat untuk memaksa mitra dagang menyesuaikan kebijakan mereka.
Jepang, di sisi lain, berupaya menghindari eskalasi dengan menawarkan investasi di AS, termasuk kemungkinan proyek gas multi-miliar dolar di Alaska.
2. Tantangan dalam pembicaraan
Jepang, di bawah Perdana Menteri Shigeru Ishiba, menegaskan tidak akan memberikan konsesi besar atau terburu-buru mencapai kesepakatan. Ishiba menolak langkah balasan seperti tarif retaliasi, dengan alasan dapat memperburuk ekonomi Jepang yang sudah tertekan inflasi akibat kenaikan biaya energi dan pangan.
“Negosiasi dengan AS membutuhkan pemahaman atas logika dan emosi di balik pandangan Trump,” ujar Ishiba dalam sidang parlemen, menekankan pendekatan diplomatik, dikutip dari Reuters.
Namun, Kurt Tong, mantan pejabat Departemen Luar Negeri AS, menyebut posisi Jepang sulit karena AS memiliki keunggulan leverage, membuat Jepang terpaksa menawarkan banyak insentif untuk menghindari dampak tarif yang lebih berat.
3. Dampak dan prospek ke depan
Tarif Trump telah memicu kekhawatiran global, termasuk risiko inflasi dan resesi, dengan pasar saham dunia mengalami guncangan sejak pengumuman awal bulan ini. Di Jepang, indeks Nikkei turun 2,77 persen setelah pengumuman tarif, menghapus nilai pasar sebesar 18,7 triliun yen (Rp2,2 triliun).
“Jepang berharap investasi di AS akan meyakinkan bahwa kami bisa mencapai situasi menang-menang tanpa tarif,” kata Akazawa sebelum berangkat ke Washington.
Pembicaraan lanjutan dengan negara lain, seperti Korea Selatan dan Italia, menunjukkan bahwa strategi tarif Trump mendorong banyak negara untuk bernegosiasi, meskipun hasil akhirnya masih belum pasti.