Harga Kelapa Gak Turun, Ekspor ke China-Eropa Biang Keroknya

- Harga kelapa bulat naik lebih dari 4 kali lipat di tingkat petani, dipicu tingginya permintaan dari luar negeri.
- Kenaikan permintaan kelapa bulat disebabkan oleh konsumsi susu kelapa dan minyak kelapa yang makin tinggi.
- Pemerintah akan meningkatkan produksi kelapa bulat di Indonesia untuk menstabilkan harga di dalam negeri.
Bekasi, IDN Times - Harga kelapa bulat belum kembali normal. Di wilayah Jabodetabek, harganya masih melampaui Rp15 ribu sampai Rp20 ribu per butir.
Padahal, biasanya harga kelapa bulat hanya di bawah Rp10 ribu per butir. Hal itu dikeluhkan sejumlah warga Jabodetabek. Salah satunya Namira, warga Bekasi.
"Harganya Rp18 ribu satu buah, itu pun ukuran kecil," kata dia kepada IDN Times, Selasa (19/8/2025).
Menurut Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman, permintaan kelapa bulat memang masih tinggi, sehingga menyebabkan harga naik.
"Harga kelapa naik. Harga kelapa dunia naik, Malaysia butuh, China butuh," kata Amran di Tambun, Kabupaten Bekasi.
1. Harga naik lebih dari empat kali lipat

Di tingkat petani, harga kelapa bulat biasanya Rp1.350 per butir, dan kini tembus Rp4.000 sampai Rp10 ribu per butir. Dikarenakan tingginya permintaan dari luar negeri, sehingga banyak kelapa yang diproduksi petani lokal diekspor ke luar negeri.
"Kami sudah monitor, dan itu berkah untuk petani kelapa Indonesia. Karena ada pergeseran konsumen pangan, khususnya kelapa di China dan beberapa negara lain. Itu menjadi favorit," ujar Amran.
2. Diolah jadi susu kelapa dan minyak kelapa

Kenaikan permintaan kelapa bulat itu disebabkan konsumsi susu kelapa (coconut milk) dan minyak kelapa (virgin coconut oil atau VCO) makin tinggi.
"Sekarang terjadi pergeseran pola makan, yaitu coconut milk untuk China, dan VCO itu juga harganya tinggi banget, Rp145 ribu per kilogram," tutur Amran.
3. Bakal tingkatkan produksi kelapa bulat

Amran mengatakan, sentra produksi kelapa bulat di Indonesia tersebar di Riau, Jambi, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Selatan. Untuk menstabilkan kenaikan harga kelapa bulat di dalam negeri, Kementan mendorong produksi dinaikkan. Dia mengatakan, pihaknya sudah mengantongi anggaran demi pembibitan kelapa bulat.
"Kemudian, kami replanting, memelihara dengan baik, agar produktivitasnya naik, dan terakhir hilirisasi. Bila perlu, kami ekspornya adalah VCO dengan coconut milk," ujar Amran.