Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi mencatat utang (freepik.com/rawpixel.com)
ilustrasi mencatat utang (freepik.com/rawpixel.com)

Jakarta, IDN Times - Pergerakan utang luar negeri Indonesia naik pada Agustus mencapai Rp7.042,97 triliun atau setara 431,9 miliar AS. Laju utang luar negeri tercatat naik 2 persen secara (yoy). Namun bila dibandingkan Juli, pertumbuhan laju utang luar negerinya masih lebih rendah.

"Perkembangan ULN Agustus bersumber dari melambatnya pertumbuhan ULN di sektor publik dan kontraksi pertumbuhan ULN di sektor swasta," ucap Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, dikutip, Kamis (16/10/2025).

1. Utang luar negeri capai Rp3.487 triliun

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Denny menjelaskan posisi ULN pemerintah pada Agustus 2025 tercatat 213,9 miliar dolar AS atau sekitar Rp3.487,57 triliun. Laju utang luar negeri pemerintah tumbuh 6,7 persen (yoy), atau melambat dibandingkan dengan pertumbuhan 9 persen (yoy) pada Juli 2025.

Perkembangan ini terutama dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan aliran masuk modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN) seiring ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi. S

"ebagai salah satu instrumen pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), ULN dikelola secara cermat, terukur, dan akuntabel, serta pemanfaatannya terus diarahkan untuk mendukung pembiayaan program-program prioritas yang mendorong keberlanjutan dan penguatan perekonomian nasional," ungkapnya.

Berdasarkan sektor ekonomi, ULN pemerintah dimanfaatkan antara lain untuk mendukung Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (23,4 persen dari total ULN Pemerintah), Jasa Pendidikan (17,2 persen), Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib (15,7 persen), Konstruksi (12,3 persen), Transportasi dan Pergudangan (9,0 persen), serta Jasa Keuangan dan Asuransi (8,0 persen).

"Posisi ULN pemerintah tersebut didominasi utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total ULN pemerintah," tegasnya.

2. ULN swasta kontraksi 1,1 persen

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (Arief Rahmat)

Sementara itu, utang swasta tercatat 194,2 miliar dolar AS atau mencapai Rp3.164,46 triliun. Laju ULN swasta mengalami kontraksi 1,1 persen (yoy). Kontraksi ini pun lebih besar dibandingkan bulan Juli sebesar 0,2 persen (yoy).

Perkembangan ULN swasta tersebut bersumber dari ULN bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) yang terkontraksi sebesar 1,6 persen (yoy) dan ULN lembaga keuangan (financial corporations) yang tumbuh melambat menjadi sebesar 0,8 persen (yoy). Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar berasal dari Sektor Industri Pengolahan; Jasa Keuangan dan Asuransi; Pengadaan Listrik dan Gas; serta Pertambangan & Penggalian, dengan pangsa mencapai 81,2 persen terhadap total ULN swasta.


3. ULN masih didominasi oleh utang jangka panjang

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Lebih lanjut, Denny menjelaskan struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Hal ini tecermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 30,0 persen pada Agustus 2025, relatif stabil dengan Juli 2025 yaitu 29,9 persen, serta dominasi ULN jangka panjang dengan pangsa 85,9 persen dari total ULN.

Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN.

"Peran ULN juga akan terus dioptimalkan untuk menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan. Upaya tersebut dilakukan dengan meminimalkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian," ungkapnya.

Editorial Team