Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp7.057 Triliun per Mei 2025

- Mayoritas ULN pemerintah tenornya jangka panjang.
- ULN swasta mencapai Rp3.183 triliun.
- Struktur ULN dipastikan tetap sehat dan menerapkan prinsip kehati-hatian.
Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia (BI) mencatat posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia per Mei 2025 mencapai 435,6 miliar dolar AS atau sekitar Rp7.057,92 triliun (kurs Rp16.200 per dolar AS). Posisi ULN ini mengalami kenaikan tipis 0,95 persen dibandingkan April yang tercatat 431,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp6.993,3 triliun.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso menjelaskan pertumbuhan ULN secara tahunan (year on year) pada Mei melambat atau tumbuh sebesar 6,8 persen, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada April 2025 yang mencapai 8,2 persen yoy.
"Perkembangan tersebut disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan ULN di sektor publik dan kontraksi pertumbuhan ULN swasta," ungkap Denny Prakoso dalam keterangan tertulis, Senin (14/7/2025).
1. Mayoritas ULN pemerintah tenornya jangka panjang

Ia menjelaskan ULN pemerintah pada Mei 2025 tercatat sebesar 209,6 miliar dolar AS atau Rp3.393,12 triliun. Secara tahunan (year-on-year/yoy), ULN pemerintah tumbuh 9,8 persen, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada April 2025 yang sebesar 10,4 persen yoy.
"Perkembangan ULN tersebut dipengaruhi oleh pembayaran jatuh tempo Surat Berharga Negara (SBN) internasional di tengah aliran masuk modal asing ke SBN domestik, seiring tetap terjaganya kepercayaan investor global terhadap prospek ekonomi Indonesia," ujar Denny Prakoso.
ULN pemerintah digunakan untuk membiayai berbagai sektor prioritas, antara lain:
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial (22,3 persen)
Administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (18,7 persen)
Jasa pendidikan (16,5 persen)
Konstruksi (12,0 persen)
Transportasi dan pergudangan (8,7 persen)
Bank Indonesia menegaskan struktur ULN pemerintah tetap sehat dan terkendali, dengan 99,9 persen terdiri dari utang jangka panjang, yang mencerminkan resiko pembiayaan yang rendah dalam jangka pendek.
2. ULN swasta mencapai Rp3.183 triliun

Sementara itu, posisi Utang Luar Negeri (ULN) swasta Indonesia pada Mei 2025 tercatat sebesar 196,4 miliar dolar AS, atau setara dengan Rp3.183,84 triliun. Secara tahunan (year-on-year/yoy), ULN swasta Indonesia mengalami kontraksi pertumbuhan 0,9 persen pada Mei 2025, meningkat dibandingkan kontraksi di bulan April sebesar 0,4 persen yoy.
Rincian struktur ULN swasta berdasarkan sektor
ULN swasta Indonesia pada Mei 2025 didominasi oleh sektor-sektor berikut:
Industri Pengolahan
Jasa Keuangan dan Asuransi
Pengadaan Listrik dan Gas
Pertambangan dan Penggalian
Dengan demikian, keempat sektor ini menyumbang 80,2 persen dari total ULN swasta Indonesia. Kemudian ULN swasta tetap didominasi oleh utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 76,5 persen erhadap total ULN swasta.
3. Struktur ULN dipastikan tetap sehat dan menerapkan prinsip kehati-hatian

Denny menegaskan struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Hal ini tecermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang terjaga sebesar 30,6 persen, serta didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 84,6 persen dari total ULN.
Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN.
"Peran ULN juga akan terus dioptimalkan untuk menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan. Upaya tersebut dilakukan dengan meminimalkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian," ungkapnya.