Penjualan Properti AS Anjlok, Rupiah Tekuk Dolar Sore Ini

Kurs rupiah menguat 115 poin sore ini

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah menguat atas mata uang dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan, Jumat (29/9/2023). Mengutip RTI, kurs rupiah ditutup menguat 82 poin atau 0,53 persen ke Rp15.483 per dolar AS sore ini.

Pagi tadi, kurs rupiah dibuka pada level Rp15.565 per dolar AS. Menurut data Bloomberg, kurs rupiah  menguat 40 poin atau 0,25 persen ke level Rp15.480 per dolar AS pada 20 menit awal perdagangan pagi tadi.

Data RTI menunjkkan rupiah bergerak di kisaran Rp15.449-15.565 hari ini.

Baca Juga: Akhir Pekan, Kurs Rupiah Kalahkan Dolar AS

1. Nilai tukar rupiah berdasarkan kurs tengah BI

Sementara itu, berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah menyentuh Rp15.487 per dolar AS.

Angka tersebut lebih rendah dibandingkan kurs rupiah pada penutupan Rabu (27/9) kemarin, yang ada di level RpRp15.526 per dolar AS. Data JISDOR BI menunjukkan rupiah mengalami penguatan pada sore ini dibandingkan lusa kemarin.

Baca Juga: Apa Itu Uang Mutilasi? Cek Ciri-Ciri Uang Mutilasi, Jangan Terkecoh!

2. Penjualan rumah di AS anjlok bikin dolar loyo

Analis Pasar Uang, Lukman Leong mengatakan pelemahan dolar AS dilatarbelakangi oleh penurunan penjualan rumah pada bulan Agustus 2023. Dilansir CNN, penjualan rumah tertunda di AS turun 7,1 persen di bulan Agustus, dibandingkan Juli 2023. Penurunan itu disebabkan suku bunga hipotek yang melonjak lebih dari 7 persen. Kenaikan bunga tersebut merupakan yang tertinggi dalam 20 tahun.

"Rupiah dan mata uang Asia pada umumnya menguat terhadap dolar AS di tengah sentimen risk on. Dolar AS dan imbal hasil obligasi AS terkoreksi setelah data penjualan rumah dan indeks manufaktur yang sangat lemah yang dirilis semalam," ujar Lukman saat dihubungi IDN Times.

3. Rupiah diramal melemah lagi pekan depan

Sepekan ini, rupiah cenderung mengalami pelemahan terhadap dolar AS. Data RTI menunjukkan kurs rupiah melemah 0,73 persen sepekan terakhir. Meski hari ini menguat, menurut Lukman, kurs rupiah diprediksi kembali melemah pada perdagangan pekan depan.

"Walau mengalami koreksi, namun penguatan dolar AS diperkirakan masih akan berlanjut, terlebih minggu depan investor akan dihadapi serangkaian data ekonomi penting AS seperti ISM dan tenaga kerja NFP. Kecuali data tersebut lebih lemah, maka rupiah diperkirakan masih akan cenderung dalam tekanan," ucap Lukman.

Baca Juga: Pasar Uang Ketat: Pengertian, Efek, Kebijakan dan Dampaknya

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya