Warganet Keluhkan Etanol di BBM Pertamina, Bahlil: Sesuai Standar

- Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia mengatakan campuran etanol di BBM Pertamina sudah sesuai standar.
- BBM Pertamina tak melampaui batas kandungan etanol BBM sebesar 20 persen.
- Baik BBM dari SPBU swasta maupun SPBU Pertamina pun sudah diuji oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi (PPPTMGB LEMIGAS)
Jakarta, IDN Times - Pembahasan mengenai campuran etanol sebesar 3,5 persen di BBM Pertamina ramai di media sosial.
Tak sedikit pengguna Instagram atau TikTok, sampai influencer merasa performa kendaraannya menurun setelah berpindah dari SPBU swasta ke Pertamina, dikarenakan stok di SPBU swasta yang kosong.
Di sisi lain, campuran etanol tersebut menjadi penyebab SPBU swasta batal membeli BBM murni dari Pertamina,
Menjawab hal tersebut, Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia mengatakan campuran etanol di BBM Pertamina sudah sesuai standar.
"Yang dilakukan oleh Pertamina itu kemarin itu adalah sudah memenuhi standar," kata Bahlil di Sarinah, Jakarta, Selasa (7/10/2025).
1. Kandungan etanol di BBM Pertamina tak melewati batas

Bahlil mengatakan, BBM Pertamina tak melampaui batas kandungan etanol BBM sebesar 20 persen.
"Semuanya sudah sesuai standar. Etanol itu selama di bawah 20 persen itu enggak ada masalah. Selama etanolnya itu etanol murni 99,95 persen," ujar Bahlil.
2. BBM Pertamina sudah diuji LEMIGAS

Bahlil mengatakan, baik BBM dari SPBU swasta maupun SPBU Pertamina pun sudah diuji oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi (PPPTMGB LEMIGAS)
"Seluruh minyak atau BBM yang didistribusikan ke SPBU, baik punya Pertamina atau swasta, semua diuji lewat standar pemerintah lewat lemigas. Dan kalau tidak lolos standar, pasti tidak akan didistribusikan. Dan semuanya sudah sesuai standar," tutur Bahlil.
3. Kandungan etanol di BBM buat kurangi ketergantungan impor

Sebelumnya, Bahlil tujuan pencampuran etanol ke BBM dilakukan untuk mengurangi kebutuhan impor BBM. Menurut dia, kandungan etanol akan membuat BBM lebih ramah lingkungan, dan mendorong kemandirian energi Indonesia.
"Kita akan campur bensin kita dengan etanol, tujuannya apa? Agar kita tidak impor banyak, dan juga untuk membuat minyak yang bersih, yang ramah lingkungan," ujar Bahlil.
Ke depannya, pemerintah juga akan meluncurkan E10, yaitu BBM dengan kadar etanol sebesar 10 persen.
"Kalau bensin ini 60 persen konsumsi bensin kita itu masih impor. Maka ke depan, kita mendorong untuk ada E10. Kemarin juga kami rapat dengan Bapak Presiden, Bapak Presiden sudah menyetujui untuk direncanakan mandatory 10 persen etanol," tutur Bahlil.