Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Warren Buffett Umumkan Pensiun Akhir Tahun Ini

Peter Hilal, Warren Buffett, Paul Hilal, dan Charlie Munger (FrankTursetta, CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Warren Buffett akan pensiun sebagai CEO dan Ketua Berkshire Hathaway pada 2025.
  • Greg Abel diumumkan sebagai penerusnya setelah 25 tahun bergabung dengan perusahaan.

Jakarta, IDN Times – Warren Buffett resmi mengumumkan rencana pensiunnya sebagai CEO dan Ketua Berkshire Hathaway pada akhir 2025. Kabar ini ia sampaikan langsung di hadapan sekitar 40 ribu pemegang saham dalam forum tanya-jawab lima jam pada Sabtu (3/5/2025).

Hanya dua anaknya, Howard dan Susie Buffett, yang tahu soal keputusan tersebut sebelum diumumkan. Buffett menyebut nama Greg Abel sebagai penerusnya, yang saat itu duduk di sebelahnya dan tampak kaget dengan pengumuman tersebut.

Abel ikut berdiri dan memberi tepuk tangan untuk bosnya bersama ribuan orang di arena. Buffett yang kini berusia 94 tahun mengatakan, momen pergantian kepemimpinan memang sudah tiba.

“Saya rasa waktunya sudah datang, di mana Greg harus menjadi CEO perusahaan pada akhir tahun,” kata Buffett, dikutip dari The Guardian, Minggu (4/5/2025).

Ia melontarkan candaan setelah disambut tepuk tangan, menyebut respons itu bisa ditafsirkan dua arah.

1. Greg Abel jadi penerus, sudah pegang kendali sejak lama

Greg Abel, calon CEO Berkshire Hathaway (Dok Berkshire Hathaway Energy)

Greg Abel bukan sosok baru di Berkshire Hathaway. Pria kelahiran Alberta, Kanada itu sudah bergabung selama 25 tahun dan sejak lama ditunjuk sebagai penerus Buffett. Ia saat ini mengelola seluruh bisnis non-asuransi milik perusahaan, mulai dari energi fosil, kimia, properti, hingga ritel.

Buffett menyatakan tidak akan menjual satu pun sahamnya dan berencana memberikan semuanya secara bertahap. Ia menyebut keputusan itu murni karena keyakinannya pada masa depan perusahaan di bawah kendali Abel.

2. Rekam jejak Buffett mengubah Berkshire jadi raksasa bisnis

Buffett memimpin Berkshire Hathaway sejak 1965, ketika perusahaan itu masih berupa produsen tekstil yang sekarat. Dalam enam dekade, ia mengubahnya menjadi raksasa investasi senilai 1,16 triliun dolar AS (sekitar Rp19,1 kuadriliun). Portofolio perusahaan kini mencakup sektor asuransi, energi, rel, makanan cepat saji, hingga saham teknologi.

Beberapa anak usahanya yang terkenal antara lain Geico, Duracell, dan Dairy Queen. Selain itu, Berkshire juga memiliki saham besar di Apple, Coca Cola, Bank of America, dan American Express. Kinerja keuangan perusahaan makin melesat tahun lalu dengan laba operasional mencapai 47,44 miliar dolar AS.

Buffett dikenal sebagai investor legendaris dengan filosofi sederhana dan gaya hidup hemat. Ia masih tinggal di rumah yang sama di Omaha selama lebih dari 65 tahun. Sebagian besar kekayaannya akan disumbangkan ke badan amal setelah wafat, sesuai rencana donasi 99,5 persen dari total harta.

3. Kritik tajam Buffett terhadap tarif dagang Trump

Pada 19 Maret 2016, Donald Trump mengadakan rapat umum di Fountain Park, Fountain Hills, Arizona. (Gage Skidmore, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons)

Dalam pertemuan yang sama, Buffett sempat menyinggung kebijakan dagang Presiden AS Donald Trump. Ia menilai tarif yang diberlakukan bisa berdampak besar terhadap perekonomian global dan mengancam kerja sama internasional. Menurutnya, perdagangan seharusnya jadi solusi, bukan pemicu konflik.

“Tidak diragukan lagi bahwa perdagangan bisa menjadi tindakan perang,” ujar Buffett.

“Sangat keliru menurut saya ketika ada 7,5 miliar orang tidak suka pada Anda, dan 300 juta orang justru membanggakan pencapaiannya,” lanjutnya, dikutip dari BBC, Minggu (4/5).

Buffett mengatakan, Amerika Serikat perlu memperkuat perdagangan dengan dunia. Ia menilai setiap negara sebaiknya fokus pada keunggulan masing-masing demi menciptakan keseimbangan ekonomi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us