Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Warren Buffett Tambah Investasi di 5 Perusahaan Jepang

Peter Hilal, Warren Buffett, Paul Hilal, dan Charlie Munger (FrankTursetta, CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Berkshire Hathaway meningkatkan kepemilikan di lima trading house besar Jepang hampir 10 persen masing-masing.
  • Nilai investasi di kelima perusahaan mencapai 23,5 miliar dolar AS pada akhir 2024.
  • Buffett agresif melepas kepemilikannya di saham-saham AS, menjual lebih dari 134 miliar dolar AS saham sepanjang 2024.

Jakarta, IDN Times – Warren Buffett kembali meningkatkan kepemilikannya di lima trading houseterbesar Jepang. Konglomerasi Berkshire Hathaway menambah porsi sahamnya di Itochu, Marubeni, Mitsubishi, Mitsui, dan Sumitomo menjadi hampir 10 persen masing-masing, sebagaimana terungkap dalam dokumen regulasi Jepang yang dirilis Senin (17/3/2025).

Langkah ini mencerminkan ketertarikan Buffett terhadap pasar Jepang di tengah aksi jual besar-besaran saham AS yang terjadi sepanjang 2024. Dalam surat tahunan terakhirnya, ia menyampaikan komitmennya untuk mempertahankan investasi ini dalam jangka panjang dan telah mencapai kesepakatan dengan perusahaan-perusahaan tersebut untuk melampaui batas kepemilikan 10 persen.

1. Berkshire kerek kepemilikan saham di lima perusahaan Jepang

Ilustrasi Investasi. (IDN Times/Aditya Pratama)

Berkshire Hathaway meningkatkan kepemilikannya secara signifikan dalam lima trading house besar Jepang. Berdasarkan dokumen regulasi Jepang, kepemilikan Berkshire di Mitsui naik dari 8,09 persen menjadi 9,82 persen, Mitsubishi dari 8,31 persen menjadi 9,67 persen, Marubeni dari 8,3 persen menjadi 9,3 persen, Sumitomo dari 8,23 persen menjadi 9,29 persen, dan Itochu dari 7,47 persen menjadi 8,53 persen.

Dilansir dari Yahoo Finance, Buffett menilai model bisnis kelima perusahaan ini menyerupai strategi diversifikasi Berkshire sendiri. “Kami mengagumi perusahaan-perusahaan ini secara konsisten bertumbuh,” tulis Buffett dalam surat tahunannya, seraya memuji kebijakan dividen yang tepat, pembelian kembali saham yang masuk akal, dan kompensasi manajemen yang lebih konservatif dibandingkan perusahaan AS.

Sejak pertama kali masuk ke saham sogo shosha Jepang pada 2019, Buffett terus memperluas kepemilikannya. Nilai pasar investasinya di kelima perusahaan ini mencapai 23,5 miliar dolar AS pada akhir 2024, dengan total biaya investasi sebesar 13,8 miliar dolar AS.

2. Strategi Buffett: lindung nilai dan dividen menarik

ilustrasi dividen (IDN Times/Esti Suryani)

Buffett memiliki pendekatan unik dalam berinvestasi di Jepang, termasuk strategi lindung nilai risiko mata uang. Salah satu caranya adalah dengan menjual obligasi Jepang, lalu menggunakan selisih antara kupon obligasi yang dibayarkan dan dividen yang diterima dari investasi sahamnya.

Strategi ini memungkinkan Buffett mendapatkan keuntungan optimal dari kenaikan dividen perusahaan Jepang tanpa terdampak fluktuasi yen yang tajam. Faktor inilah yang membuatnya semakin yakin dengan investasi jangka panjangnya di pasar Jepang.

Dilansir dari CNBC Internasional, pada 2023, Buffett bahkan mengunjungi Jepang bersama calon penggantinya di Berkshire, Greg Abel, untuk bertemu langsung dengan pimpinan lima perusahaan tersebut. Ia menyatakan ingin Berkshire terus menjadi pemegang saham utama di perusahaan-perusahaan ini dalam jangka waktu yang sangat panjang.

3. Berkshire pangkas saham AS, tambah kas hingga 334 miliar dolar AS

(IDN Times/Arief Rahmat)

Di sisi lain, Buffett justru agresif melepas kepemilikannya di saham-saham AS. Sepanjang 2024, Berkshire menjual lebih dari 134 miliar dolar AS saham, termasuk mengurangi porsi kepemilikannya di Apple dan Bank of America, dua saham terbesar dalam portofolionya.

Langkah ini membuat cadangan kas Berkshire melonjak menjadi 334,2 miliar dolar AS pada akhir 2024, hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Sementara itu, total nilai portofolio sahamnya turun menjadi 272 miliar dolar AS.

Aksi jual besar-besaran ini bertepatan dengan anjloknya pasar saham AS sejak pertengahan Februari 2024, dipicu oleh kebijakan tarif impor yang diberlakukan kembali oleh Presiden Donald Trump. Indeks Nasdaq bahkan sempat masuk ke zona koreksi, sementara S&P 500 juga tertekan sebelum akhirnya pulih sebagian.

Buffett, yang selama ini dikenal sebagai murid Benjamin Graham, tampaknya tengah mengadopsi strategi defensif di AS sambil menggandakan taruhannya di Jepang. Bagaimana langkah ini akan berbuah dalam jangka panjang masih harus ditunggu, tetapi yang jelas, Buffett tampaknya tak ragu mempertaruhkan masa depan Berkshire di pasar Jepang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bagus Samudro
EditorBagus Samudro
Follow Us