Wisata Desa Berkelanjutan di Borobudur Dipasarkan ke Eropa

- Peluang pengembangan destinasi non-Bali
- Operasional balkondes dan pemanfaatan energi
- Minat dari agen perjalanan Belanda
Jakarta, IDN Times - Balai Ekonomi Desa (Balkondes) yang dikembangkan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) di kawasan Borobudur, Jawa Tengah, diperkenalkan dalam pameran internasional di Eropa.
Program tersebut ditampilkan dalam ajang Discovering the Magnificence of Indonesia (DMI) Expo 2025 di Utrecht, Belanda, sebagai contoh pengembangan wisata yang memadukan energi bersih dan pemberdayaan ekonomi masyarakat desa.
Langkah tersebut merupakan bagian dari upaya badan usaha milik negara (BUMN) di bidang transmisi dan distribusi gas bumi untuk sejalan dengan program Destinasi Super Prioritas (DSP) pemerintah di Borobudur, dan Program Desa Energi Berdikari (DEB) Pertamina.
1. Peluang pengembangan destinasi non-Bali

Duta Besar Indonesia untuk Belanda, H.E. Mayerfas menyebut, DMI Expo sebagai momentum untuk memperkuat kerja sama bisnis dan pariwisata Indonesia-Eropa. Dia menyoroti posisi Belanda sebagai pintu masuk strategis ke pasar Eropa dan Amerika Utara.
Mayerfas juga menekankan potensi besar pariwisata Indonesia. Dia mendorong agar destinasi di luar Bali, termasuk Borobudur, dikembangkan agar mampu bersaing dengan negara lain di Asia Tenggara.
“Potensi kekayaan alam, rempah, dan pariwisata Indonesia sangat besar. Destinasi di luar Bali seperti Borobudur harus terus dikembangkan agar tidak kalah bersaing dengan negara Asia Tenggara lainnya,” kata Mayerfas.
2. Operasional balkondes dan pemanfaatan energi

PGN menjelaskan, perkembangan Balkondes Karangrejo berawal dari homestay dan kini menjadi ekosistem wisata terpadu. Pihaknya menerapkan sistem Compressed Natural Gas (CNG) cluster untuk 150 rumah tangga serta panel surya untuk kebutuhan listrik kawasan.
Menurut data PGN, Balkondes Karangrejo mencatat omzet Rp3,6 miliar pada 2024, dengan 80 persen tenaga kerja berasal dari warga lokal. Disebutkan pula pendapatan dari program itu dikontribusikan kembali ke desa melalui Pendapatan Asli Desa (PADes).
3. Minat dari agen perjalanan Belanda

Division Head Corporate Social Responsibility PGN Krisdyan Widagdo Adhi menyatakan, program tersebut tidak hanya diukur dari sisi ekonomi, tetapi juga dari perubahan sosial dan kemandirian masyarakat.
Setelah sesi temu bisnis, dilaporkan ada sejumlah agen perjalanan asal Belanda yang menunjukkan minat untuk memasukkan Balkondes Karangrejo ke dalam paket wisata mereka.
“Kami percaya, keberlanjutan dan kolaborasi adalah kunci. Balkondes bukan sekadar proyek sosial, tapi model kemitraan antara masyarakat, pemerintah, dan BUMN yang bisa direplikasi di destinasi lain,” tambah Krisdyan.


















