Xi Jinping Sebut Perdagangan China-Rusia Bakal Cetak Rekor Baru

Jakarta, IDN Times – Presiden China Xi Jinping pada Jumat (17/6/2022) menekankan komitmen negaranya untuk berdagang dengan Rusia, meskipun ada sanksi dari negara-negara Barat terhadap Rusia karena melakukan invasi ke Ukraina.
“Hari ini kerja sama kami antara Rusia dan China [meningkat],” kata Xi, mengutip CNBC, Sabtu.
“Perdagangan selama paruh pertama tahun ini telah [mencapai puluhan miliar dolar AS] dan kami dapat mengharapkan rekor baru dalam beberapa bulan mendatang, yang merupakan bukti kerja sama hebat antara kedua negara kami,” sambung Xi melalui video di sesi pleno Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg, yang dibuka Presiden Rusia Vladimir Putin.
1. Nilai perdagangan China-Rusia naik pesat

Laporan menyebut Xi juga menekankan bahwa potensi ekonomi China tidak berubah. Ia juga berbicara tentang pengembangan lebih lanjut dari proyek kerja sama Belt and Road Initiative.
Menurut data bea cukai China, perdagangan antara China dan Rusia mencapai 65,81 miliar dolar AS dalam lima bulan pertama tahun ini, naik 28,9 persen dari tahun lalu. Sebagian besar pertumbuhan berasal dari impor China dari Rusia.
2. China tolak sebut serangan Rusia ke Ukraina sebagai invasi

Pernyataan soal komitmen dalam perdagangan kedua negara itu disampaikan Xi di saat invasi Rusia ke Ukraina terus berlanjut. China telah menolak untuk menyebut serangan Rusia ke Ukraina sebagai invasi. Setelah pertemuan tingkat tinggi antara Xi dan Putin pada awal Februari lalu, sebuah laporan mengatakan tidak ada batasan atau daerah terlarang untuk kerja sama, tanpa menyebut Ukraina.
Awal pekan ini, Xi mengatakan dalam panggilan telepon dengan Putin bahwa Ukraina dan Rusia harus mengupayakan penyelesaian yang layak dalam perang yang sedang berlangsung di Ukraina.
“China, mereka memikirkan kepentingan nasional mereka,” kata Putin pada Jumat setelah Xi menyampaikan pernyataannya. “Tapi kami tidak saling bertentangan.”
3. Putin sebut China-Rusia bersahabat

Putin juga menggambarkan hubungan Rusia dengan China sebagai “persahabatan,” tetapi menekankan bahwa kedua negara tidak harus selalu terlibat satu sama lain.
“Itu tidak berarti China harus bermain bersama kami dalam segala hal. Kami tidak membutuhkan itu,” katanya.
Xi belum berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy sejak Rusia menginvasi Ukraina pada akhir Februari. Sementara negara-negara seperti Jerman hingga Jepang, dan banyak negara lainnya telah bergabung dengan AS dalam membekukan aset oligarki Rusia. Mereka juga membatasi akses bank-bank terbesar Rusia ke sistem keuangan global, dan memutus Rusia dari teknologi penting.