Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Mengatasi Kecanduan Belanja Online, Jangan Dibiarkan!

unsplash.com/Humprey Muleba
unsplash.com/Humprey Muleba

Belanja online kini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern, terutama dengan hadirnya berbagai platform e-commerce yang menawarkan kemudahan transaksi hanya lewat sentuhan jari. Ditambah lagi, promo harian, gratis ongkir, dan diskon besar-besaran yang sering muncul di layar ponsel membuat godaan berbelanja semakin sulit dihindari. Sayangnya, kemudahan ini juga memiliki sisi gelap—kecanduan belanja online yang tak disadari bisa menimbulkan masalah serius. Mulai dari pemborosan, penumpukan barang yang tidak terpakai, hingga menumpuknya utang kartu kredit, semua bisa menjadi dampak nyata dari kebiasaan belanja yang tak terkendali.

Jika tidak segera diatasi, kecanduan belanja online dapat merusak kondisi finansial, memengaruhi kesehatan mental, dan bahkan mengganggu hubungan sosial. Banyak orang baru menyadari dampak buruknya ketika keuangan mulai terganggu atau utang menumpuk. Oleh karena itu, penting untuk memahami cara mengendalikan kebiasaan ini sejak dini agar tidak berkembang menjadi masalah yang lebih besar di kemudian hari.

1. Temukan pemicu belanja online berlebihan

unsplash.com/Humprey Muleba
unsplash.com/Humprey Muleba

Kamu harus menemukan apa yang mendorongmu kepada kecenderungan berbelanja secara berlebihan. Itu karena sebagian orang berbelanja karena mengalami depresi dan membeli barang bisa memberikan kebahagiaan sementara. Sementara, sebagian orang lainnya melakukan belanja online untuk menghilangkan kebosanan.

Jika kamu dapat mengidentifikasi pemicu belanja online berlebihan, akan lebih mudah untuk mencari solusi yang tepat.

2. Temukan hiburan yang lebih sehat

Unsplash.com/Austin Distel
Unsplash.com/Austin Distel

Kamu bisa mulai membiasakan untuk menghabiskan waktu luang dengan kebiasaan sehat dan hemat, seperti membaca buku, menonton film, mendengar podcast, berkebun, menulis, olahraga, memasak, atau hobi kreatif lainnya untuk mengalihkan perhatian dari belanja online.

Semakin sedikit waktu yang kamu habiskan untuk menjelajahi e-commerce, semakin sedikit pula godaan untuk berbelanja. Selain menghemat uang, ini juga akan meningkatkan kesehatan emosional.

3. Biasakan untuk membayar tunai

unsplash.com/Allef Vinicius
unsplash.com/Allef Vinicius

Berbelanja menggunakan kartu kredit atau uang elektronik membuat banyak orang cenderung membeli barang berlebih yang sebenarnya tidak mereka butuhkan. Bisa jadi, ini disebabkan karena kepraktisan dan tidak melihat wujud uang secara langsung.

Untuk itu, mulailah memilih metode pembayaran cash on delivery (COD) daripada membayar melalui kartu kredit atau uang elektronik.

4. Lacak pengeluaranmu

Unsplash.com/Green Cameleon
Unsplash.com/Green Cameleon

Ketika melacak ke mana saja uangmu telah dibelanjakan, kamu akan dapat menyadari perilakumu dalam berbelanja, termasuk adanya pengeluaran-pengeluaran tidak penting.

Kemudian, simpan daftar pengeluaran setiap bulan untuk membandingkan kenaikan atau penurunan tren belanja. Ini juga akan mengingatkanmu tentang beban pengeluaran atau utang setiap kali kamu ingin membeli sesuatu yang sifatnya tidak mendesak.

5. Langsung simpan sebagian uangmu begitu kamu mendapatkannya

unsplash.com/Micheile Henderson
unsplash.com/Micheile Henderson

Jangan biasakan menyimpan uang yang tersisa setelah kamu gunakan untuk berbelanja, melainkan simpan terlebih dahulu uangmu dan gunakan sisanya untuk berbelanja.

Jadi, tiap kali mendapatkan gaji, kamu harus langsung menyimpan sebagian uangmu ke dalam rekening terpisah atau simpan dalam bentuk logam mulia. Kemudian, sisanya bisa kamu simpan dalam rekening dengan fasilitas ATM dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, termasuk belanja online.

Selain dapat mengerem keinginanmu untuk berbelanja online dan membeli barang yang tidak perlu, cara ini juga akan memberi keuntungan jangka panjang, seperti mengatasi keadaan darurat atau suatu waktu kamu memerlukan banyak uang.

Kecanduan belanja online dapat menyebabkan masalah finansial, perselisihan keluarga, utang, depresi, dan kecemasan. Dengan menyerap cara di atas, semoga kebiasaan belanja online dapat segera diatasi. Namun, jika kamu masih tidak dapat mengontrol aktivitas berbelanja, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikiater guna mendapatkan konseling.

Mengubah kebiasaan memang tidak mudah, tetapi bukan berarti mustahil. Dengan kesadaran, disiplin, dan komitmen untuk memperbaiki pola belanja, Anda bisa keluar dari jerat kecanduan belanja online dan mengarahkan keuangan ke hal-hal yang lebih bermanfaat bagi masa depan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha ‎
Jumawan Syahrudin
Yudha ‎
EditorYudha ‎
Follow Us