5 Jurus Antiboncos saat Liburan Bareng Keluarga

- Susun anggaran realistis untuk tiket, hotel, makanan, dan transportasi lokal
- Siapkan dana liburan terpisah agar tidak mengganggu tabungan darurat atau jangka panjang
- Alokasikan pos biaya ekstra seperti oleh-oleh dan tiket masuk area wisata
Jakarta, IDN Times - Liburan sekolah merupakan momen yang selalu dinanti karena menjadi kesempatan bagi keluarga untuk beristirahat dan menghabiskan waktu berkualitas bersama. Namun, di balik euforia tersebut, momen ini kerap menguras kantong karena lonjakan biaya seperti mulai dari transportasi hingga aktivitas rekreasi, yang sering kali luput dari perencanaan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), mobilitas tinggi selama periode libur keagamaan dan libur sekolah merupakan salah satu faktor pendorong pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga.
Sepanjang kuartal I-2025, pengeluaran konsumsi rumah tangga mencatatkan pertumbuhan year on year (yoy) sebesar 4,89 persen mencapai Rp3.089,5 triliun atau setara dengan 54,53 persen produk domestik bruto (PDB) nasional.
Sebagai komponen terbesar dalam struktur PDB Indonesia, konsumsi rumah tangga mencerminkan daya beli dan perilaku belanja masyarakat yang sering kali melonjak pada masa liburan. Jika tidak dibarengi perencanaan yang matang, lonjakan pengeluaran dapat berpotensi menekan arus kas keluarga.
Oleh karena itu, penting bagi keluarga untuk tetap disiplin dalam mengatur pengeluaran agar momen liburan tetap menyenangkan tanpa mengorbankan stabilitas keuangan. Berikut ini beberapa jurus sederhana, tapi efektif yang dapat membantu keluarga menjaga kondisi keuangan tetap sehat saat menyambut musim liburan ini:
1. Susun anggaran realistis

Langkah pertama menjaga arus kas adalah membuat perencanaan anggaran yang realistis. Buat check list biaya wajib seperti tiket, hotel, makan, dan transportasi lokal, hingga alokasi biaya untuk pengeluaran tak terduga seperti oleh-oleh atau hiburan.
Gunakan aplikasi catatan atau spreadsheet bersama pasangan agar semua pengeluaran tercatat transparan.
2. Siapkan dana liburan terpisah

Jika memungkinkan, buatlah pos keuangan khusus untuk liburan sejak jauh hari. Sisihkan sebagian penghasilan secara rutin dalam bentuk tabungan atau pos khusus liburan.
Dengan begitu, liburan terasa lebih ringan dan kamu tidak perlu mengganggu dana darurat atau tabungan jangka panjang.
3. Alokasikan pos biaya ekstra

Kebutuhan seperti oleh-oleh, tiket masuk area wisata, atau biaya tak terduga lainnya seringkali diam-diam menggerus anggaran liburan jika tidak disiapkan porsinya secara khusus.
Tetapkan plafon nominal, misalkan 20 persen dari total anggaran agar pengeluaran tetap terkendali dan tidak mengganggu pos penting lainnya.
4. Tahan godaan diskon

Liburan identik dengan banjir promo dan diskon. Tawaran potongan harga memang menggoda, tapi pastikan setiap pembelian tetap sesuai kebutuhan.
Belanja impulsif justru bisa mengganggu stabilitas keuangan pasca liburan.
5. Gunakan layanan keuangan dengan bijak

Jika ingin menggunakan metode pinjaman atau cicilan, pastikan skema pembayaran tersebut sesuai dengan kemampuan finansial dan sudah masuk dalam perencanaan anggaran rumah tangga setelah periode liburan.
Pastikan cicilan bulanannya tidak melebihi 30 persen dari penghasilan agar tidak memberatkan di bulan-bulan berikutnya. Kamu juga mesti memilih platform berlisensi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk hal tersebut.
Adapun salah satunya adalah AdaKami yang menyediakan simulasi angsuran transparan dan fitur payment reminder, agar pembayaran tetap lancar.
“Memilih platform pinjaman yang terdaftar dan berizin OJK merupakan langkah penting untuk memastikan keamanan dan kenyamanan finansial para pengguna, terutama saat masa berlibur yang rawan akan pengeluaran tak terduga," kata Brand Manager AdaKami, Jonathan Kriss dalam keterangan resminya, dikutip Selasa (24/6/2025).
6. Tetap waspada terhadap penipuan

Musim liburan sering menjadi celah bagi para pelaku penipuan untuk beraksi, seperti lewat penawaran palsu agen wisata secara daring, manipulasi kontak hotel atau destinasi wisata berbayar, hingga peretasan data pribadi lewat Wi-Fi publik juga tempat pengisian daya USB di lokasi wisata.
Untuk menghindari modus-modus penipuan tersebut, pastikan pemesanan hotel, tiket, dan layanan lain hanya melalui situs resmi, tidak membagikan data pribadi atau OTP ke pihak tidak berkepentingan, menghindari penggunaan akses Wi-Fi dan USB charger publik, serta selalu memverifikasi nomor rekening tujuan sebelum melakukan pembayaran.