Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

9 Kebiasaan Hemat Boomer yang Dihujat Gen Z, Tapi Bisa Bikin Kaya 

ilustrasi kebiasaan hemat boomer (pexels.com/MART PRODUCTION)

Di era serba digital, generasi muda sering menertawakan kebiasaan hemat ala boomer yang dianggap jadul dan gak relevan lagi. Kebiasaan tersebut terdengar merepotkan dan gak efisien. Tapi, tanpa disadari, pola hidup irit ala boomer ini justru bisa jadi kunci untuk membangun kestabilan finansial. Sementara banyak anak muda terjebak dalam gaya hidup konsumtif dan budaya FOMO (fear of missing out), para boomer telah lama menjalankan trik sederhana yang bikin mereka tetap punya tabungan dan gak mudah bangkrut.

Faktanya, kebiasaan hemat yang sering dicemooh ini bukan cuma soal menekan pengeluaran, tapi juga melatih pola pikir bijak dalam mengelola uang. Dengan memahami nilai setiap rupiah, seseorang bisa lebih disiplin dalam mengatur keuangan dan terhindar dari hutang konsumtif. Jadi, sebelum ikut-ikutan menyebut kebiasaan boomer sebagai sesuatu yang ketinggalan zaman, mungkin sudah saatnya kita belajar dari mereka. Yuk, intip kebiasaan hemat ala boomer yang diam-diam bikin tajir!

1.Hanya pakai uang tunai

ilustrasi uang tunai (pexels.com/kaboompics)

Di era digital, pembayaran cashless dengan e-wallet dan kartu kredit sudah jadi kebiasaan banyak orang, terutama Gen Z. Tapi, para boomer masih setia dengan uang tunai, dan ternyata ada alasan kuat di baliknya. Menggunakan uang fisik membuat mereka lebih sadar akan setiap pengeluaran, sehingga lebih mudah mengontrol budget dan menghindari belanja impulsif. Saat kita cuma tap atau scan untuk membayar, sering kali kita gak sadar sudah menghabiskan lebih dari yang direncanakan.

Selain itu, hanya menggunakan uang tunai juga bisa membantu menghindari hutang kartu kredit dan bunga yang mencekik. Para boomer paham bahwa kalau mereka cuma belanja dengan uang yang benar-benar mereka miliki, keuangan mereka tetap aman dan gak tergoda untuk berutang demi gaya hidup. Jadi, meskipun kelihatannya jadul, kebiasaan ini bisa jadi trik jitu buat menghemat dan menjaga kondisi finansial tetap stabil!

2.Memakai pakaian dan sepatu sampai benar-benar tak layak pakai

ilustrasi boomer menjahit baju yang sobek agar bisa dipakai kembali (pexels.com/teona swift)

Bagi banyak Gen Z, belanja baju dan sepatu baru setiap musim sudah jadi gaya hidup. Tapi para boomer punya prinsip berbeda, mereka akan memakai pakaian dan sepatu sampai benar-benar tak layak pakai. Bukan karena gak mampu beli yang baru, tapi karena mereka paham bahwa setiap barang punya nilai dan harus dimanfaatkan semaksimal mungkin. Mereka lebih memilih menjahit baju yang sobek atau menambal sepatu yang rusak daripada buru-buru menggantinya.

Kebiasaan ini bukan cuma menghemat uang, tapi juga lebih ramah lingkungan. Fast fashion yang didorong oleh tren konsumtif justru bikin orang sering boros tanpa sadar. Sementara itu, para boomer tetap nyaman dengan pakaian lama yang masih layak pakai, membuktikan bahwa gaya bukan cuma soal barang baru, tapi bagaimana kita merawat dan memanfaatkannya dengan bijak.

3.Hidup lebih sederhana dari pendapatan

ilustrasi hidup sederhana (pexels.com/RDNE Stock Project)

Kebiasaan paling hemat yang dijalankan oleh generasi boomer adalah hidup di bawah kemampuan finansial mereka. Mereka lebih memilih untuk menjaga pengeluaran agar tetap rendah, meski penghasilan mereka bisa mencukupi gaya hidup yang lebih mewah. Alih-alih mengikuti tren atau berusaha terlihat kaya dengan barang-barang mahal, boomer cenderung fokus pada kebutuhan dasar dan menghindari pemborosan. Prinsip ini membuat mereka lebih mampu menabung, berinvestasi, dan menghindari utang yang bisa menjerat keuangan mereka.

Dengan hidup di bawah kemampuan, mereka menciptakan ruang untuk menabung lebih banyak, berinvestasi untuk masa depan, dan tetap menikmati hidup tanpa harus stres soal uang. Ini adalah kebiasaan sederhana namun sangat efektif yang bisa kita terapkan untuk membangun kestabilan finansial jangka panjang. Alih-alih berfokus pada konsumsi berlebih, mereka memilih untuk memprioritaskan kebebasan finansial, dan itulah rahasia kesuksesan mereka dalam mengelola keuangan.

4.Membeli barang generik saja

ilustrasi membeli barang generik (pexels.com/anastasia shuraeva)

Bagi banyak orang, membeli merek ternama adalah simbol status dan prestise. Namun, para boomer sering memilih barang generik atau tanpa merek yang harganya lebih terjangkau, meskipun kualitasnya tidak kalah baik. Mereka tahu bahwa merek terkenal seringkali hanya menambah biaya tanpa memberikan nilai lebih. Dengan memilih barang generic, mereka bisa mendapatkan produk dengan kualitas serupa, tapi dengan harga yang jauh lebih rendah.

Kebiasaan ini mengajarkan kita untuk lebih rasional dalam berbelanja. Tanpa terjebak dalam iklan atau label merek, boomer fokus pada fungsionalitas dan kualitas barang itu sendiri. Selain menghemat uang, ini juga memberi mereka kebebasan untuk tidak terikat dengan tren konsumtif yang hanya sementara.

5.Selalu menggunakan kupon

ilustrasi kupon (freepik.com/freepik)

Bagi banyak orang, penggunaan kupon diskon sering dianggap sepele atau kuno, tapi bagi para boomer, ini adalah cara cerdas untuk menghemat uang. Mereka selalu memanfaatkan setiap kupon yang tersedia, baik itu untuk belanja kebutuhan sehari-hari, makan di restoran, atau bahkan untuk belanja online. Bagi mereka, kupon bukan hanya soal potongan harga, tapi cara yang sangat efektif untuk memaksimalkan anggaran dan mendapatkan lebih banyak dengan uang yang sama.

Menggunakan kupon juga mengajarkan kita untuk lebih teliti dan bijak dalam berbelanja. Sementara banyak orang mungkin melewatkan kesempatan untuk menghemat, para boomer sudah terbiasa mencari diskon, menawarkan potongan harga, dan memanfaatkan promosi yang ada. Dengan memanfaatkan kupon, mereka bisa mengurangi pengeluaran tanpa harus mengorbankan kualitas barang yang dibeli.

6.Berinvestasi dalam pendidikan keuangan

ilustrasi membaca literatur tentang keuangan sebagai bentuk investasi pendidikan keuangan (pexels.com/SHVETS production)

Kebiasaan boomer yang sering terabaikan oleh generasi muda adalah investasi dalam pendidikan keuangan. Mereka tidak hanya fokus menabung atau bekerja keras untuk mendapatkan uang, tapi juga berusaha memahami cara mengelola uang dengan bijak. Membaca buku, mengikuti seminar, atau berkonsultasi dengan penasihat keuangan adalah cara mereka meningkatkan pengetahuan tentang investasi, pajak, dan perencanaan keuangan.

Investasi dalam pendidikan keuangan ini sering kali terbayar dalam jangka panjang. Boomer yang menguasai dasar-dasar investasi dan perencanaan keuangan cenderung memiliki stabilitas finansial yang lebih baik dan lebih siap menghadapi tantangan ekonomi. Mengingat pentingnya pemahaman tentang uang di dunia yang semakin kompleks ini, kebiasaan ini bisa menjadi kunci untuk meraih kebebasan finansial dan menghindari kesalahan keuangan yang bisa merugikan di masa depan.

7.Tidak makan takeout dan mengolah sisa makanan

ilustrasi memasak untuk mengolah makanan (pexels.com/cottonbro studio)

Para boomer sering menghindari kebiasaan makan takeout atau fast food yang bisa membengkakkan pengeluaran. Mereka lebih memilih untuk memasak makanan di rumah, bahkan jika itu berarti mengolah sisa makanan menjadi hidangan baru. Menggunakan bahan yang sudah ada di rumah tidak hanya menghemat uang, tetapi juga mengurangi pemborosan makanan.

Kebiasaan ini mengajarkan kita pentingnya menghargai setiap bahan makanan dan tidak terburu-buru membuangnya. Dengan cara ini, selain menghemat, boomer juga bisa menikmati makanan sehat dan bergizi yang lebih terkontrol. Memasak sendiri dan memanfaatkan leftovers bukan hanya soal irit, tapi juga memberikan kepuasan tersendiri karena kita bisa menikmati hasil masakan dengan usaha yang lebih hemat dan penuh pertimbangan.

8. Menjaga anggaran

ilustrasi menjaga anggaran (pexels.com/kaboompics)

Kebiasaan paling sederhana namun sangat efektif yang diterapkan para boomer adalah menjaga anggaran dengan ketat. Mereka tidak hanya mengandalkan perkiraan, tetapi membuat catatan rinci tentang pemasukan dan pengeluaran setiap bulan. Dengan cara ini, mereka bisa memantau aliran uang dan memastikan bahwa pengeluaran tidak melebihi pendapatan. Bahkan jika ada kejadian tak terduga, anggaran yang terencana dengan baik memberi mereka ruang untuk tetap mengelola keuangan dengan bijak.

Menjaga anggaran juga membantu mengidentifikasi kebocoran keuangan yang sering terlewat, seperti pengeluaran kecil yang tidak perlu, langganan yang tidak terpakai, atau kebiasaan konsumtif yang berlebihan. Dengan melacak setiap pengeluaran, para boomer dapat membuat penyesuaian tepat waktu dan tetap fokus pada tujuan finansial mereka. Kebiasaan ini membentuk dasar kestabilan finansial yang tahan lama, mengajarkan kita bahwa disiplin dalam keuangan adalah kunci untuk mencapai keamanan finansial jangka panjang.

9. Menghindari utang yang tidak perlu

ilustrasi menghindari hutang (pexels.com/pixabay)

Kebiasaan yang sangat dihargai oleh para boomer adalah menghindari utang yang tidak perlu. Mereka lebih memilih untuk menabung dan membeli barang secara tunai daripada menggunakan kartu kredit atau pinjaman untuk memenuhi gaya hidup. Bagi mereka, utang bukanlah solusi untuk mencapai tujuan, melainkan beban yang bisa mengganggu stabilitas keuangan.

Menghindari utang juga memberi mereka ketenangan pikiran, karena tidak ada bunga yang menumpuk atau kewajiban pembayaran bulanan yang menekan. Para boomer tahu bahwa kebebasan dari utang adalah kunci untuk mencapai kemerdekaan finansial dan menikmati masa pensiun dengan nyaman. Ini adalah kebiasaan yang bisa kita terapkan untuk memastikan bahwa kita tidak terjebak dalam lingkaran utang yang sulit keluar, dan selalu menjaga kontrol atas keuangan pribadi kita.

Kebiasaan hemat yang diterapkan para boomer memang sering dianggap kuno, namun jika kita cermati, banyak dari kebiasaan tersebut yang justru dapat membawa manfaat besar dalam jangka panjang. Alih-alih mengikuti tren konsumtif, kita bisa belajar dari mereka untuk lebih disiplin dalam mengelola keuangan, sehingga bukan hanya gaya hidup yang lebih hemat, tetapi juga keamanan finansial yang lebih terjamin. Jadi, mengapa tidak mencoba menerapkan kebiasaan-kebiasaan ini dalam kehidupan sehari-hari? Bisa jadi, langkah kecil itu akan membawa kita menuju masa depan yang lebih stabil dan sejahtera.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Erni Rahmawati
EditorErni Rahmawati
Follow Us