Apple vs Tesla: Mana Saham yang Lebih Menguntungkan?

• Harga saham: $308,95

• Kapitalisasi pasar: $997,5 miliar

• P/E ratio: 178,34

Tesla dikenal unik karena berada di persimpangan industri otomotif dan teknologi. Perusahaan ini banyak berinvestasi pada kecerdasan buatan (AI) serta pengembangan mobil otonom. Namun, para ahli menilai valuasi Tesla masih terlalu tinggi untuk saat ini. Tantangan regulasi dan teknis dalam self-driving car menjadi faktor penghambat besar.

Meski kapitalisasi pasar Tesla mendekati $1 triliun, kinerja terbaru menunjukkan tanda-tanda pelemahan. Pada kuartal II 2025, pengiriman kendaraan Tesla turun 13,5% dibanding periode tahun lalu. Hal ini memicu kekhawatiran investor terkait profitabilitas jangka pendek.

Selain itu, faktor eksternal seperti citra publik CEO Elon Musk juga sering memengaruhi performa saham Tesla di bursa.

• Harga saham: $203,40

• Kapitalisasi pasar: $3,04 triliun

• P/E ratio: 31,07

Apple sering dianggap sebagai pilihan aman bagi investor, berkat basis konsumen yang loyal dan portofolio produk yang luas. Meski pertumbuhan Apple tergolong lambat dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan tetap menunjukkan stabilitas finansial yang kuat.

Pembatalan proyek mobil listrik setelah menghabiskan 10 miliar dolar dinilai sebagai langkah tepat agar Apple tetap fokus pada produk unggulannya. Meski inovasi terbaru seperti Apple Vision Pro tidak sesukses yang diharapkan, Apple tetap menjadi perusahaan dengan neraca keuangan solid dan diversifikasi produk yang minim risiko produksi.

Banyak analis sepakat bahwa dibanding Tesla, Apple lebih unggul dari sisi stabilitas dan profitabilitas jangka panjang, meskipun potensi return mungkin lebih rendah.

Bagi investor jangka pendek yang mengejar peluang spekulatif, Tesla mungkin lebih menarik meski risikonya besar. Pergerakan harga saham Tesla yang cenderung fluktuatif sering kali membuka kesempatan bagi mereka yang berani mengambil risiko tinggi demi potensi keuntungan cepat.

Sebaliknya, bagi mereka yang mengutamakan stabilitas, konsistensi, dan nilai jangka panjang, Apple bisa menjadi opsi yang lebih aman. Reputasi Apple sebagai perusahaan teknologi dengan ekosistem kuat dan basis pelanggan setia membuatnya lebih cocok untuk investor konservatif yang ingin menjaga portofolionya tetap stabil.

Namun, keputusan terbaik tetap bergantung pada tujuan finansial dan toleransi risiko masing-masing investor. Konsultasi dengan penasihat keuangan tetap disarankan sebelum mengambil keputusan investasi besar. Pada akhirnya, memahami profil risiko pribadi dan merencanakan strategi investasi dengan bijak adalah kunci untuk meraih hasil yang optimal di pasar saham yang dinamis.