Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Valuasi Saham Tesla Dinilai Gila oleh Pakar, Saatnya Jual?

ilustrasi tesla (pixabay.com/Blomst)
ilustrasi tesla (pixabay.com/Blomst)
Intinya sih...
  • Valuasi saham Tesla dipertanyakan oleh pakar finansial
  • Tantangan Tesla sebagai "story stock" yang dihargai berdasarkan narasi masa depan
  • Pertimbangan untuk menjual saham Tesla setelah laporan keuangan kuartal kedua yang mengecewakan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Elon Musk resmi kembali memimpin Tesla (TSLA) secara penuh setelah melepas perannya di Department of Government Efficiency (DOGE), sebagaimana dilansir GOBankingRates. Perpindahan ini memicu berbagai spekulasi seputar masa depan perusahaan kendaraan listrik terkemuka ini.

Beberapa sorotan terbaru meliputi hasil kuartal kedua yang mengecewakan, peluncuran model “terjangkau” yang hanya versi minimalis dari Model Y, serta ambisi jangka panjang Tesla dalam proyek robotaxi dan restoran retro-futuristik pertama mereka di Hollywood.

Meski banyak yang menyambut antusias kembalinya Musk, sebagian analis mempertanyakan apakah ekspansi Tesla ke sektor AI dan robotika benar-benar memiliki fondasi kuat atau sekadar bagian dari narasi pemasaran semata.

1. Valuasi saham Tesla jadi perbincangan

Ilustrasi pasar saham (freepik.com)
Ilustrasi pasar saham (freepik.com)

Valuasi saham Tesla kembali menjadi perbincangan, terutama setelah peluncuran robotaxi. Chad Morganlander dari Washington Crossing Advisors menyebut harga saham Tesla “berlebihan” dalam wawancara dengan Yahoo Finance. Ia menyebut, “Saham ini diperdagangkan dengan valuasi sepuluh kali pendapatan. Itu gila.”

Saat ini, price-to-earnings ratio (P/E) trailing Tesla berada di kisaran 185, dengan forward P/E sekitar 164 — jauh di atas rata-rata S&P 500 yang hanya sekitar 23. Banyak investor mempertanyakan apakah valuasi setinggi ini realistis, terutama jika robotaxi Tesla belum menunjukkan hasil nyata.

2. Tantangan Tesla di mata investor

Ilustrasi pasar saham (freepik.com)
Ilustrasi pasar saham (freepik.com)

Veteran trader Edward Corona menambahkan bahwa Tesla lebih sering diperlakukan sebagai "story stock" — saham yang dihargai berdasarkan narasi masa depan, bukan realitas hari ini. “Valuasi ekstrem bukan hal baru di Tesla, tapi pada titik tertentu, narasi harus menyatu dengan kenyataan,” ujarnya.

Keterlambatan dalam realisasi proyek ambisius dan kurangnya pertumbuhan pendapatan yang solid membuat sebagian investor mulai berhati-hati. Tanpa kemajuan besar dalam pengembangan robotaksi atau teknologi lainnya, harga saham Tesla dinilai sulit untuk dipertahankan di level saat ini.

3. Pertimbangan untuk menjual

Ilustrasi portofolio investasi (freepik.com)
Ilustrasi portofolio investasi (freepik.com)

Setelah laporan keuangan kuartal kedua yang mengecewakan, saham Tesla turun sekitar 8 persen. Musk sendiri memperingatkan bahwa pengurangan insentif pemerintah terhadap kendaraan listrik bisa membuat beberapa kuartal ke depan menjadi sulit.

Ditambah lagi, faktor pribadi Musk — mulai dari dukungan politik hingga gaya komunikasinya — turut memengaruhi sentimen pasar. “Jika saya pegang saham Tesla sekarang, saya tidak akan langsung jual semua, tapi saya akan trimming,” kata Edward Corona.

Para analis dari TipRanks dan Zacks juga menyarankan strategi bertahan sembari menyesuaikan posisi. Dengan kata lain, investasi di Tesla saat ini mengandung risiko tinggi, dan keputusan harus dibuat dengan cermat, bukan berdasarkan hype semata.

Di tengah euforia dan ketidakpastian yang mengelilingi Tesla, investor dituntut untuk lebih jeli membedakan antara visi jangka panjang dan realita bisnis saat ini. Kembalinya Elon Musk mungkin membawa semangat baru, tetapi keputusan investasi tetap harus berpijak pada data dan kehati-hatian.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us