Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bukan Gaji, 3 Aset Ini yang Bikin Kamu Cepat Kaya Menurut Pakar Bisnis

ilustrasi wealth
ilustrasi wealth (vecteezy.com/pornphan suriyakhamwong)
Intinya sih...
  • Kepemilikan bisnis adalah kunci kekayaan sejati, bukan gaji tinggi.
  • Properti atau real estate memberi stabilitas dan penghasilan pasif lewat sewa.
  • Kekayaan intelektual seperti buku, film, aplikasi, dan lagu bisa menghasilkan tanpa batas waktu.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banyak orang mengira kalau kunci untuk jadi kaya adalah punya gaji besar. Padahal menurut Walker Deibel, penulis buku Buy Then Build sekaligus pakar bisnis yang sukses membangun kekayaannya lewat akuisisi usaha, gaji cuma bagian kecil dari permainan finansial.

Gaji memang penting untuk memenuhi kebutuhan harian, tapi kekayaan sejati terbentuk dari apa yang kamu miliki, bukan dari seberapa banyak kamu dibayar. Walker menekankan kalau kebebasan finansial gak datang dari penghasilan rutin, tapi dari kepemilikan aset.

Ia membagi aset yang bisa membangun kekayaan ke dalam tiga kategori utama: bisnis, properti, dan kekayaan intelektual. Masing-masing punya peran penting dalam menciptakan keseimbangan antara penghasilan aktif, pertumbuhan nilai jangka panjang, dan stabilitas finansial.

Berikut penjelasan tiga aset yang menurut Walker bisa bikin kamu lebih cepat kaya daripada sekadar mengandalkan gaji bulanan.

1. Kepemilikan bisnis

ilustrasi bisnis retail
ilustrasi bisnis retail (freepik.com/freepik)

Menurut Walker, satu-satunya jalan menuju kekayaan sejati adalah lewat kepemilikan bisnis. Kalau kamu perhatikan, orang-orang paling kaya di dunia bukan karyawan bergaji tinggi, tapi para pemilik usaha, mulai dari pengusaha besar hingga pemilik bisnis kecil yang berhasil berkembang. Mereka bisa mengontrol sumber penghasilannya sendiri tanpa harus bergantung pada gaji dari orang lain.

Kepemilikan bisnis bisa dilakukan dengan tiga cara. Pertama, membeli bisnis yang sudah berjalan. Cara ini relatif aman karena kamu mendapatkan sistem dan pelanggan yang sudah terbentuk. Kedua, membangun bisnis dari nol. Risikonya lebih tinggi, tapi potensi keuntungannya juga besar, terutama kalau kamu punya ide yang inovatif. Ketiga, berinvestasi sebagai pemegang saham minoritas di bisnis orang lain. Cara ini mirip dengan berinvestasi di pasar saham, tapi kamu bisa lebih terlibat langsung dalam perkembangannya.

Keuntungan terbesar dari punya bisnis adalah potensi penghasilannya tak terbatas. Kalau kamu masih bekerja, gaji yang kamu dapat umumnya punya batas. Tapi kalau kamu punya bisnis, nilai dan penghasilannya bisa tumbuh terus selama kamu mampu mengembangkannya. Selain itu, bisnis juga bisa dibiayai lewat pinjaman bank, apalagi jika bisnis tersebut sudah menghasilkan arus kas stabil.

2. Properti atau real estate

ilustrasi properti (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)
ilustrasi properti (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)

Walker menyebut properti sebagai “percepat kekayaan yang paling nyata.” Bentuknya bisa rumah, apartemen, gedung kantor, atau proyek pembangunan. Properti punya keunggulan karena nilainya bisa meningkat seiring waktu, sekaligus menghasilkan penghasilan pasif lewat sewa.

Properti dianggap lebih stabil karena bersifat nyata dan terlihat. Bank juga cenderung lebih mudah memberikan pinjaman untuk investasi properti dibandingkan jenis aset lain. Ini membuatmu bisa menguasai aset bernilai besar tanpa harus mengeluarkan modal penuh di awal.

Namun, Walker juga mengingatkan bahwa keuntungan dari properti punya batas. Keuntungannya stabil tapi gak secepat bisnis. Itu sebabnya banyak pengusaha sukses menjadikan properti sebagai pelengkap, bukan sumber utama kekayaan. Setelah punya bisnis yang kuat dan menghasilkan arus kas, barulah mereka masuk ke properti untuk menjaga kestabilan aset dan membangun fondasi kekayaan jangka panjang.

3. Kekayaan intelektual

ilustrasi toko buku
ilustrasi toko buku (pexels.com/nam mau)

Aset ketiga ini mungkin terlihat abstrak, tapi nilainya bisa sangat besar. Kekayaan intelektual mencakup karya seperti buku, film, aplikasi, desain, lagu, bahkan konten digital. Walker sendiri punya beberapa contoh sukses dari bidang ini, mulai dari film yang ia produksi, buku yang ia tulis, hingga platform digital yang ia kelola.

Kelebihan kekayaan intelektual ada pada skalanya. Sekali kamu menciptakan sesuatu yang disukai banyak orang, karya itu bisa terus menghasilkan tanpa batas waktu. Misalnya, sebuah aplikasi populer atau lagu hits bisa memberi royalti selama bertahun-tahun tanpa kamu perlu kerja ulang.

Namun, tantangannya ada di pembiayaan. Bank jarang mau mendanai proyek yang hanya berbasis ide atau kreativitas karena sifatnya sulit diukur. Jadi butuh modal pribadi atau investor yang percaya dengan visi kamu. Tapi kalau berhasil, keuntungan dari aset ini bisa luar biasa besar, bahkan melampaui hasil dari bisnis atau properti.

Kalau selama ini kamu berpikir gaji tinggi adalah tiket menuju kekayaan, saatnya ubah cara pandangmu. Gaji hanya memberi keamanan finansial sementara. Asetlah yang memberi kebebasan sejati.

Tiga aset (bisnis, properti, dan kekayaan intelektual) punya karakteristik dan risiko berbeda. Bisnis memberi peluang penghasilan tak terbatas, properti memberi stabilitas, sementara kekayaan intelektual membuka jalan untuk keuntungan besar dari ide dan kreativitas.

Walker Deibel menegaskan bahwa keseimbangan dari ketiganya adalah kunci membangun kekayaan jangka panjang. Jadi, kalau kamu ingin cepat kaya, fokuslah bukan pada berapa besar gajimu, tapi pada seberapa banyak aset yang kamu miliki dan kamu kembangkan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in Business

See More

AS Beri Dukungan Rp7,7 T untuk Proyek Tambang Mineral Langka di Brasil

09 Nov 2025, 16:33 WIBBusiness