IHSG Indonesia Lebih Baik dari Malaysia dan Filipina

Jakarta, IDN Times - Perekonomian Indonesia berangsur pulih sejak setahun lalu pertama kali dihantam pandemik COVID-19. Salah satu yang menjadi indikator adalah mulai membaiknya industri pasar modal Indonesia.
"Sejak pandemik COVID-19 yang melanda dunia tahun 2020 dulu, industri pasar modal Indonesia mampu bertahan dan sedikit demi sedikit menunjukkan pemulihan yang positif," kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hoesen, dalam keterangan tertulis yang diterima IDN Times, Rabu (24/3/2021).
1. IHSG lebih baik dari dua negara di Asia Tenggara

Meskipun pada kuartal I 2020 lalu sempat mengalami kontraksi yang cukup dalam, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat ini telah berada di dalam posisi membaik.
Pada 15 Maret 2021, IHSG sudah mampu kembali menguat ke level 6.324,25 poin atau lebih tinggi 5,8 persen bila dibandingkan pada 30 Desember 2020 yang hanya 5.979,07 poin.
Tak heran jika kemudian Hoesen menyebutkan bahwa kondisi tersebut jauh lebih baik ketimbang pasar modal di dua negara tetangga, Malaysia dan Filipina.
"Kondisi IHSG ini masih cukup baik, jika dibandingkan dengan peer country kita seperti Malaysia dan Filipina yang secara year to date masih mencatatkan minus masing-masing sebesar negatif 0,4 persen dan negatif 8,2 persen," jelas Hoesen.
2. Kondisi IHSG setahun lalu

Jika dilihat kembali pada setahun silam, tepatnya ketika pertama kali kasus COVID-19 teridentifikasi di Indonesia, IHSG terpukul sangat parah hingga anjlok ke level 3.900-an pada 24 Maret 2020.
OJK pun membuat sejumlah kebijakan agar setidaknya kepercayaan diri publik untuk berinvestasi kembali. Kala itu, kebijakan pertama yang diambil OJK adalah dengan memperketat auto rejection agar memastikan volatilitas yang terjadi tidak terlampau besar.
"Dengan kebijakan kami dan pemerintah, sukses mengembalikan kepercayaan diri publik sehingga sekarang IHSG perlahan pulih ke angka 6.300-an dan saya rasa sekarang publik sudah kembali percaya ya," jelas Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, beberapa waktu lalu.
3. Naiknya jumlah capital inflow ke pasar modal

Seiring dengan membaiknya IHSG, arus dana masuk atau capital inflow ke dalam pasar modal Indonesia juga turut mengalami pertumbuhan. OJK mencatat capital inflow ke dalam pasar modal Indonesia tercatat Rp3,6 triliun hingga 21 Februari 2021. Nilai tersebut meningkat 14,54 persen secara year to date.
Hal itu pun turut didukung dengan adanya 16 penawaran umum yang dilakukan oleh emiten di pasar modal hingga 23 Februari 2021. Sebanyak empat di antaranya bahkan dilakukan oleh emiten baru.
Adapun total dana yang dihimpun mencapai Rp11,01 triliun.
"Di dalam pipeline sendiri saat ini ada 67 emiten yang akan melakukan penawaran umum dengan total indikasi penawaran mencapai Rp22,55 triliun," ucap Wimboh.
4. Bertambahnya jumlah investor pasar modal

Wimboh juga menjelaskan bahwa indikator lainnya yang menunjukkan pemulihan ekonomi Indonesia adalah semakin bertambahnya jumlah investor di pasar modal pada awal 2021 ini. Investor ritel dan millennial disebut Wimboh berperan besar dalam pertambahan jumlah nasabah pasar modal.
"Berdasarkan data, investor ritel dan milenial mendominasi masing-masing sebanyak 99 persen dan 50 persen," katanya.
Hal itu juga kemudian didukung oleh meningkatnya aktivitas di pasar modal. Pada Februari 2021, tercatat frekuensi transaksi di pasar modal mencapai 1,49 juta kali per hari.