Ingin Investasi di Reksadana? Kenali Dulu Profil Risiko Kamu

Instrumen investasi yang satu ini cukup digemari oleh masyarakat pemodal yang mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, tapi waktu dan pengetahuan yang dimiliki terbatas. Dengan investasi di reksadana, dana kamu akan diinvestasikan di dalam portofolio efek dan diatur oleh manajer investasi sehingga kita tidak perlu mengontrol pasar modal setiap detik.
Sebelum kamu membuka rekening reksadana, kamu akan terlebih dahulu diwajibkan untuk mengisi kuisioner profil risiko investor oleh penyedia produk investasi. Tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat toleransi kamu terhadap risiko-risiko dari investasi yang kamu lakukan, karena setiap orang mempunyai toleransi terhadap risiko dan tujuan yang berbeda-beda.
Jika sudah mengetahui profil risiko kamu, maka kamu akan mengetahui jenis reksadana yang paling cocok untuk kamu pilih. Yuk, pelajari jenis-jenis profil risiko ini sebelum kamu memulai investasi!
1. Profil risiko konservatif
Investor dengan profil risiko konservatif cenderung memilih instrumen investasi yang sangat aman, stabil, dan risikonya rendah. Pasalnya, mereka memiliki toleransi yang rendah terhadap kerugian investasi yang mungkin terjadi.
Jika profil risiko kamu konservatif, maka kamu cocok untuk berinvestasi di instrumen reksadana pasar uang karena tingkat risikonya paling minim dibandingkan reksadana lainnya. Dana yang diinvestasikan akan diolah menjadi instrumen-instrumen pasar uang, seperti Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), Surat Perbendaharaan Negara (SPN), Surat Berharga Komersial, Sertifikat Obligasi, dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI).