Audit Horizontal: Pengertian, Fungsi dan Metodenya

Apa Itu Audit Horizontal?

Audit sendiri memiliki peran penting dalam dunia bisnis dan ekonomi yaitu sebagai pemeriksaan secara menyeluruh tentang data-data keuangan di perusahaan. Dengan adanya audit maka perusahaan dapat meninjau lebih lanjut langkah apa yang bisa diambil untuk menanggulangi kerugian atau malah menambah keuntungan.

Dalam dunia bisnis dan ekonomi, kata audit memiliki beragam jenis diantaranya audit internal, audit eksternal, audit kas, audit vertical, hingga audit horizontal. Namun, pada pembahasan ini kita akan membahas lebih lanjut mengenai audit horizontal. Berikut penjelasannya secara rinci apa itu audit horizontal beserta fungsinya yang sudah IDN Times rangkum.

Baca Juga: Audit Eksternal: Pengertian, Fungsi dan Tujuannya

1. Pengertian audit horizontal

Audit Horizontal: Pengertian, Fungsi  dan Metodenya

Dalam kamus keuangan, audit horizontal adalah praktek operasional pengawasan intern melalui penelitian prosedur akuntansi; kegiatan ini lazimnya dilakukan oleh akuntan publik; pemeriksaan horizontal. Dengan kata lain, audit horizontal adalah saat kamu mengaudit satu proses di banyak departemen dalam organisasi.

Salah satu contohnya adalah jika kamu memilih untuk hanya melihat kontrol dokumen di mana pun itu terjadi di seluruh organisasi, atau hanya berfokus pada catatan pelatihan di banyak departemen yang berbeda. Jenis audit ini memiliki satu batasan besar: sulit untuk melihat hubungan antar proses.

Jika kamu hanya melihat pada kontrol dokumentasi, kamu mungkin tidak dengan mudah melihat bagaimana hal ini terkait dengan catatan yang disimpan untuk proses tersebut, atau bagaimana kontrol dokumen dapat memengaruhi proses pemesanan bahan atau melayani pelanggan. Keterkaitan kritis antara proses ini, yang dapat menyebabkan masalah dan menyoroti peluang besar untuk perbaikan, dapat dengan mudah diabaikan.

Di sisi lain, jika kamu melakukan audit sebagai tindak lanjut untuk memastikan bahwa tindakan korektif diterapkan secara efektif, maka audit horizontal dapat menjadi alat yang sangat baik. Jika, dalam audit sebelumnya, kamu menemukan bahwa kontrol catatan tidak dikelola dengan benar di beberapa departemen, dan memverifikasi bahwa ini telah diperbaiki setelah koreksi yang direncanakan, maka hanya dengan melihat kontrol catatan di banyak departemen dalam organisasi adalah cara yang baik untuk membuat yakin bahwa ini sekarang dilakukan dengan benar.

Audit horizontal merupakan bagian dari jenis audit pemasaran. Mengenai hal ini terdapat beberapa dua jenis audit pemasaran yaitu:

1. Audit fungsional (vertikal) merupakan audit yang dilakukan terhadap 
aktivitas dari departemen pemasaran seperti periklanan atau penjualan dan membuat analisis terhadap bagian -bagian yang diaudit tersebut

2. Audit menyeluruh (horizontal), yang melakukan audit terhadap keseluruhan dari 
fungsi pemasaran perusahaan.

Baca Juga: Asabri Dikabarkan Bermasalah, Erick Thohir Pilih Tunggu Audit BPK

2. Fungsi audit horizontal

Audit Horizontal: Pengertian, Fungsi  dan Metodenya

Fungsi utama audit horizontal adalah pemeriksaan secara keseluruhan pada laporan keuangan atau audit dari suatu perusahaan. Dalam hal ini, audit pemasaran tidak hanya memberikan manfaat tentang menyeluruh dalam permasalahan yang ada di perusahaan, tapi juga memiliki peran untuk memperkecil kesenjangan negatif antara lingkungan bisnis dengan strategi, taktik dengan kapasitas internal dan eksternal perusahaan.

Dengan kata lain, audit pemasaran memiliki peran yang penting sebagai perlindungan ekstra dari perusahaan. Lalu bagaimana dengan audit vertikal yang menjadi lawan dari audit eksternal?

Audit vertikal adalah saat kamu mengaudit semua proses yang digunakan oleh sebuah departemen. Hal ini dapat dilakukan ketika kamu mengaudit departemen pembelian dan melakukan tinjauan proses pembelian , proses dokumentasi, proses pelatihan, penyimpanan catatan, tindakan korektif, produk yang tidak sesuai, kontrol kontrak, dll.

Saat menggunakan jenis proses ini dapat dilakukan jauh lebih mudah untuk melihat bagaimana prosedur yang berbeda ini berinteraksi di seluruh sistem manajemen mutu, dan kamu dapat menilai hubungan antar prosedur. Dengan jenis audit ini, jauh lebih mudah untuk menentukan apakah ada masalah di antara proses-proses yang berbeda ini, seperti masalah yang timbul antara penerimaan kontrak awal, desain produk dan penempatan pesanan pembelian dengan pemasok.

Baca Juga: Stafsus Kementerian BUMN Ingin Masuk Komite Audit MIND ID

3. Metode audit horizintal

Audit Horizontal: Pengertian, Fungsi  dan Metodenya

Sekarang kita kembali lagi pada pembahasan utama mengenai audit horizontal. Selain berperan sebagai peninjau secara keseluruhan audit perusahaan, audit horizontal juga memiliki metode-metode audit yang sudah menjadi standar procedural mereka. Berikut ini beberapa metode-metode audit yang ada pada audit horizontal:

1. Risk-Based Audit
Bertujuan untuk memperoleh resiko besar pada sistem lalu dengan cara melakukan Analisa proses pada level manapun untuk ditindak lanjuti menuju level paling tinggi (big fish risk).

2. Audit Around The Computer
Metode audit dalam dunia IT yang bertujuan untuk menjadikan komputer sebagai black box atau yang hanya berdasarkan fokus input dan output jika seluruh dianggap benar maka proses juga dianggap benar.

3. Assurance-Based Audit (ABA)
Metode yang digunakan berdasarkan hasil koordinasi bersama inspeksi peralatan serta fungsi reliabilitas di perusahaan. 

Baca Juga: Program Bantuan Pangan Disorot, BPK Didesak untuk Audit Bulog

4. Penutup

Kesimpulannya, baik itu audit horizontal ataupun audit vertical memiliki peran penting masing-masing. Suatu perusahaan tidak akan bisa bertahan jika tidak adanya proses audit secara berkali-kali. Maka dari itu dengan adanya audit horizontal terutama, menambahkan perlindungan lebih terhadap perusahaan tersebut.

Topik:

  • Kiki Amalia
  • Stella Azasya

Berita Terkini Lainnya