Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tumbuh Pesat, BSI Catat Kinerja Cemerlang pada Triwulan III 2025

IMAGE ARTIKEL BSI #1.jpeg
(kiri-kanan). Penyampaian kinerja Triwulan III BSI disampaikan oleh Direktur Utama BSI Anggoro Eko Cahyo (tengah), Direktur Risk Management Grandhis H.Harumansyah (paling kiri), Wakil Direktur Utama Bob T.Ananta (dua dari kiri), Direktur Finance & Strategy Ade Cahyo Nugroho (empat dari kiri), Direktur Sales & Distribution Anton Sukarna (paling kanan) di Kantor Pusat BSI (29/10). (dok. BSI)
Intinya sih...
  • BSI mencatat kinerja cemerlang Triwulan III 2025.
  • Bisnis emas dan haji kontribusi besar terhadap pertumbuhan laba BSI.
  • Dana Pihak Ketiga (DPK) BSI naik 15,66 persen (YoY) menjadi Rp348,38 triliun.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) membukukan kinerja yang kuat pada posisi Triwulan III 2025. Rerata Indikator kinerja keuangan BSI tumbuh double digit dan di atas industri disertai kualitas yang sehat. Pertumbuhan ini dikontribusi oleh bisnis emas dan haji. Dengan kondisi tersebut, laba BSI mencapai Rp5,57 triliun pada Triwulan III 2025. 

Direktur Utama BSI Anggoro Eko Cahyo mengucapkan terima kasih atas dukungan pemerintahan Prabowo Subianto dalam mendorong pertumbuhan ekonomi syariah melalui pendirian Bank Emas pada 26 Februari 2025 lalu. Ia menilai, kinerja solid BSI pada Triwulan III/2025 tak lepas dari dukungan kuat Pemerintah Indonesia lewat berbagai kebijakan ekonomi dan program stimulusnya.

Selain program stimulus, penurunan BI Rate dan penempatan dana SAL pada periode ini juga cukup membuat likuiditas perbankan lebih kondusif. Diketahui, BSI memperoleh penempatan dana SAL sebesar Rp10 triliun yang sudah terserap habis. Dana ini mampu mendorong posisi Dana Pihak Ketiga (DPK) per Triwulan III mencapai Rp348,38 triliun, naik 15,66 persen (YoY).

Adapun, mayoritas DPK saat ini berada di kategori dana murah (CASA), yaitu sebesar 59,42 persen. Komposisi DPK BSI terdiri atas tabungan sebesar 41,95 persen dengan outstanding Rp146,36 triliun, giro (17,41 persen) dengan outstanding Rp60,64 triliun dan Deposito (40,58 persen) dengan outstanding Rp141,38 triliun. Peningkatan dana mendorong aset BSI tumbuh 12,37 persen menjadi Rp416triliun. Tahun 2025 BSI fokus menumbuhkan dana murah, khususnya tabungan dari unique sharia proposition yakni tabungan haji dan tabungan bisnis dengan pertumbuhan masing-masing 19 persen dan 55 persen. 

Dari sisi pembiayaan, BSI pada Triwulan III membukukan Rp300,85 triliun, naik 12,65 persen (YoY). Mayoritas pembiayaan dikontribusi segmen ritel UMKM dan konsumer, termasuk emas sebesar Rp217,86 triliun dengan komposisi sebesar 72,42 persen, disusul segmen wholesale Rp82,89 triliun atau mengomposisi 27,58 persen.

1. Jadikan emas sebagai produk unggulan

Nasabah menunjukkan emas BSI di Gedung BSI Tower, Jakarta, Selasa (15/4/2025). (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)
Nasabah menunjukkan emas BSI di Gedung BSI Tower, Jakarta, Selasa (15/4/2025). (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

BSI masih menjadikan emas sebagai produk unggulan. Sejak peluncuran layanan bulion oleh pemerintah 26 Februari 2025, bisnis emas BSI tumbuh melesat 72,82 persen (YoY) mencapai Rp18,76 triliun yang terdiri atas Cicil Emas Rp10,32 triliun tumbuh 106,36 persen (YoY), dan Gadai Emas Rp8,44 triliun tumbuh 44,19 persen (YoY). BSI pun mencatatkan pertumbuhan tabungan E-mas dengan saldo kelolaan 1,15 ton, penjualan 1,69 ton dan CIF rekening emas mencapai 200 ribu. 

Melesatnya pembiayaan emas juga mendorong pembiayaan Konsumer BSI naik 15,02 persen dengan outstanding Rp167,62 triliun. Adapun sektor-sektor produktif yang menopang pembiayaan wholesale BSI yakni pada sektor telekomunikasi, agrobisnis, dan transportasi. Tak hanya tumbuh sustain, kualitas pembiayaan terjaga dengan indikasi NPF Gross 1,86 persen membaik dari periode sebelumnya dan lebih baik dari posisi industri.

Direktur Finance and Strategy BSI, Ade Cahyo Nugroho, mengatakan bahwa perusahaan akan terus melanjutkan inisatif penguatan IT dan digital untuk menopang ekspansi bisnis BSI ke depan. "Tak hanya inovasi, kami juga akan memaksimalkan infrastruktur IT dan digital untuk memperluas coverage dan meningkatkan profitabilitas," katanya.

Cahyo pun mengaku optimistis penguatan kapasitas IT BSI akan mampu meningkatkan sekaligus melayani nasabah dana dan pembiayaan lebih baik yang saat ini jumlahnya melesat. Diketahui, hingga saat ini jumlah nasabah BSI telah mencapai 22,6 juta. "Memasuki akhir tahun ini, kami akan melanjutkan pertumbuhan pembiayaan pada segmen yang sustain dan sehat, transformasi digital berkelanjutan agar layanan BSI makin cepat, efisien, dan inklusif dan peningkatan kapabilitas SDM serta IT dan infrastruktur," pungkas Cahyo. 

2. Transformasi digital akselerasi pertumbuhan bisnis

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menyediakan uang tunai sebesar Rp42,88 triliun. (Dok/Istimewa).
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menyediakan uang tunai sebesar Rp42,88 triliun. (Dok/Istimewa).

Transformasi digital BSI terbukti mendukung ekspansi bisnis dan peningkatan jumlah jaringan BSI secara signifikan. Hingga Triwulan III, pengguna BYOND by BSI 5,23 juta user meningkat 164 persen (YtD), diikuti 5.859 ATM/CRM, 126 ribu BSI Agen, 22 ribu BSI EDC, 527 ribu merchant BSI QRIS dan pengguna BEWIZE by BSI 34 ribu.

Untuk segmen UMKM, BSI membangun portal Salam Digital untuk memudahkan masyarakat dalam pengajuaan pembiayaan mikro secara digital. Bukti konkret ini mendorong peningkatan pembiayaan UMKM di BSI mencapai Rp50,25 triliun dengan menjaga pembiayaan inklusif makroprudensial BSI di sekitar 34,24 persen pada September 2025.

3. Kontribusi BSI dukung Asta Cita Pemerintah

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) memiliki layanan produk emas. (dok. BSI)
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) memiliki layanan produk emas. (dok. BSI)

Selanjutnya, Anggoro Eko Cahyo menambahkan bahwa BSI sebagai leader bank syariah akan mengambil peran untuk berkontribusi mensejahterakan masyarakat sejalan dengan harapan bahwa ekonomi syariah mampu menjadi arus baru pertumbuhan ekonomi Indonesia yang inklusif, BSI juga mendukung program Asta Cita Pemerintah. 

BSI aktif mendukung hilirisasi dan monetisasi emas melalui layanan bulion yang saat ini mencapai 1,7 ton, pembiayaan KUR Syariah dengan outstanding Rp25 triliun yang menjangkau 308.310 nasabah,  penyaluran pembiayaan rumah bersubsidi (KPR FLPP) untuk mendukung 3 juta rumah dengan realisasi 22 ribu unit dengan OS Rp3,3 triliun, Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) melalui optimalisasi pembiayaan di Aceh, program makan bergizi gratis (MBG), ekonomi hijau serta kontribusi zakat untuk kemaslahatan umat.

Sejak merger hingga September 2025, BSI mampu menghimpun zakat perusahaan sebesar Rp849 Miliar. BSI melalui BSI Maslahat telah menyalurkan program pemberdayaan umat melalui optimalisasi ZISWAF di berbagai bidang. Di antaranya, bidang sosial dengan total penerima manfaat 226 ribu orang, dakwah sebanyak 34 ribu penerima manfaat, pendidikan 13 ribu penerima manfaat, dan penerima manfaat di bidang kesehatan dan ekonomi. (WEB)

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ridho Fauzan
EditorRidho Fauzan
Follow Us

Latest in Business

See More

Apa Bedanya Tip dan Service Fee? Pahami Dulu sebelum Makan di Resto

29 Okt 2025, 20:15 WIBBusiness