OJK: Kondisi Geopolitik-Kebijakan Trump Bikin Volatilitas Pasar Keuangan Naik

- Ketidakpastian global masih bayangi prospek pertumbuhan ekonomi
- Keputusan tarif dagang Trump picu risiko baru
- Arah suku bunga The Fed tunggu keputusan final tarif dagang AS ke sejumlah negara
Jakarta, IDN Times – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan, perkembangan kondisi geopolitik global berpotensi meningkatkan volatilitas di pasar keuangan. Untuk itu, OJK akan terus mencermati dan melakukan asesmen secara berkala terhadap berbagai dinamika global terkini.
“Perkembangan kondisi geopolitik global dapat meningkatkan volatilitas pasar keuangan dan memengaruhi kinerja debitur di sektor riil yang memiliki eksposur terhadap risiko tersebut,” ujar Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, dalam konferensi pers pada Selasa (8/7/2025).
1. Ketidakpastian global masih bayangi prospek pertumbuhan ekonomi

Mahendra menjelaskan, dalam laporan terbaru Bank Dunia dan OECD disebutkan ketidakpastian akibat dinamika geopolitik masih membayangi prospek pemulihan ekonomi global. Salah satu perkembangan positif adalah meredanya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China, seiring tercapainya kerangka kesepakatan dagang antara kedua negara.
“Meski begitu, dinamika terbaru menunjukkan bahwa ketidakpastian global masih tinggi,” kata Mahendra.
2. Keputusan tarif dagang Trump picu risiko baru

Tak hanya itu, keputusan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memberlakukan tarif dagang baru terhadap sejumlah negara, termasuk Indonesia, juga menambah tekanan terhadap perekonomian global. Berdasarkan keputusan tersebut, Amerika Serikat mengenakan tarif resiprokal sebesar 32 persen kepada Indonesia, 25 persen terhadap Malaysia, dan hingga 36 persen untuk Kamboja.
“Pemberlakuan tarif terhadap sejumlah negara, termasuk Indonesia, kembali menimbulkan risiko baru,” ujar Mahendra.
Di sisi lain, tensi geopolitik turut meningkat di kawasan Timur Tengah, menyusul pecahnya konflik antara Israel dan Iran yang dipicu serangan Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir utama di Iran. Ketegangan tersebut sempat memberikan tekanan pada pasar keuangan global serta mendorong lonjakan harga minyak dunia.
“Tekanan terhadap pasar keuangan dan harga minyak global sempat mereda setelah diberlakukannya gencatan senjata antara Israel dan Iran,” bebernya.
3. Arah suku bunga The Fed tunggu keputusan final tarif dagang AS ke sejumlah negara

Di tengah kondisi tersebut, indikator ekonomi global menunjukkan tren moderasi dan sebagian besar berada di bawah ekspektasi proyeksi sebelumnya. Hal ini mendorong berbagai negara untuk menerapkan kebijakan fiskal dan moneter yang lebih akomodatif.
“Di Amerika Serikat, meskipun proyeksi pertumbuhan ekonomi diturunkan, Bank Sentral AS (The Fed) masih mempertahankan suku bunga acuan (FFR) di kisaran 4,25 hingga 4,5 persen, sembari menunggu kejelasan terkait kebijakan tarif dan dampaknya terhadap perekonomian domestik,” kata Mahendra.