Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kredit Lesu, Perbankan Menanti Kepastian Vaksin COVID-19

Ilustrasi vaksin (IDN Times/Arief Rahmat)

Jakarta, IDN Times - Wakil Menteri II BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, mengungkapkan
saat ini, pihak perbankan tengah menanti kejelasan terkait vaksin COVID-19, untuk membangkitkan kembali rasa confidence pelaku usaha hingga konsumen. Sehingga bisa mendongkrak permintaan kredit yang saat ini masih lesu.

"Memang yang jadi tantangan pertumbuhannya drastis (kredit), drop memang menunjukkan bahwa masysrakat tadi saya baru review demand kredit nasih lambat," katanya dalam Forum Pemimpin Redaksi, Rabu (2/12/20320).

1. Vaksin diharapkan dapat memicu adanya permintaan konsumsi dan korporasi

Ilustrasi credit (IDN Times/Arief Rahmat)

Menurut dia, lesunya permintaan kredit lantaran belum normalnya aktivitas konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat menengah ke atas hingga ke bawah di tengah pandemik COVID-19. Sementara di sisi korporasi, perusahaan masih enggan menganggarkan modal kerja atau capex secara agresif. Ini menyebabkan tidak banyaknya permintaan kredit korporasi di perbankan.

"Kita harapkan situasi ini akan berubah, begitu schedule atau kejelasan mengenai vaksin diluncurkan," ujarnya.

2. Mulai ada permintaan kredit untuk sektor UMKM

Ilustrasi UMKM. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

Kendati demikian, pria yang akrab disapa Tiko ini melihat di sektor UMKM mulai ada permintaan kredit pada September hingga Oktober, khususnya di Bank BRI. Lantaran adanya berbagai macam stimulus yang digelontorkan pemerintah untuk sektor UMKM.

"Yang menarik ini BRI kebetulan saya Komut (Komisaris Utama) BRI, dia lebih cepat recovery-nya," ujarnya.

3. Kredit perbankan nasional mengalami penurunan

Ilustrasi credit (IDN Times/Arief Rahmat)

Berdasarkan data yang dipaparkan kredit perbankan secara nasional mengalami penurunan pada 2020, seiring dengan kontraksi perekonomian.

Pada Maret Kredit Nasional mencapai Rp5,712 triliun, April turun menjadi Rp5,610 triliun, Mei turun menjadi Rp5,586 triliun, Juni turun Rp5,549 triliun, Juli turun Rp5,536 triliun, Agustus menjadi Rp5,522 triliun, dan September turun menjadi Rp5,531 triliun.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Auriga Agustina
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us