Maybank Cetak Laba Bersih Rp576 Miliar di Semester I-2025

- Pendapatan bunga tembus Rp6,64 triliun.
- Penyaluran kredit tumbuh 9,2 persen.
- Maybank tampung dana nasabah Rp114 triliun.
Jakarta, IDN Times - PT Bank Maybank Indonesia Tbk membukukan laba bersih setelah pajak dan kepentingan non-pengendali Rp576 miliar di semester I-2025. Angka tersebut menunjukkan kenaikan hingga 348,1 persen. Adapun laba sebelum pajak konsolidasian tembus Rp766 miliar, naik 170,4 persen.
Adapun laba laba sebelum pajak perbankan syariah Maybank Indonesia sebesar Rp315 miliar, meningkat dari Rp6 miliar pada semester pertama 2024 seiring dengan biaya provisi yang menurun.
1. Pendapatan bunga tembus Rp6,64 triliun

Lebih lanjut, pendapatan bunga tumbuh 5,1 persen menjadi Rp6,64 triliun sehubungan dengan loan average balance yang membaik dan manajemen pricing di tengah kondisi penyaluran kredit yang ketat.
Pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) meningkat 1,7 persen menjadi Rp3,57 triliun, meski biaya bunga tetap tinggi. Pendapatan non-bunga (Non-Interest Income/NOII) meningkat 19 persen menjadi Rp975 miliar, ditopang pendapatan fees Global Market (GM) yang tumbuh lebih dari tiga kali lipat mencapai Rp178 miliar. Gross Operating Income naik 5 persen menjadi Rp4,55 triliun.
Adapun pada pada Maybank Syariah, tercatat NII meningkat sebesar 18,2 persen, dan pendapatan operasional lainnya (fee-based Income) tumbuh 20,7 persen menjadi Rp122 miliar, didukung pendapatan dari Shariah Wealth Management, asset recovery, dan biaya simpanan nasabah.
Presiden Direktur Maybank Indonesia, Steffano Ridwan mengatakan Maybank Indonesia pada semester pertama 2025 mencatat peningkatan pada pendapatan top line. Peningkatan didorong oleh pertumbuhan kredit yang berkelanjutan pada segmen- segmen utama, sehingga turut mendorong pendapatan bunga yang lebih tinggi dan yield terhadap saldo kredit.
Demikian juga, dengan pengelolaan biaya provisi secara pre- emptive tahun sebelumnya, telah memampukan Bank menyesuaikan level pencadangan dalam rentang risk tolerance yang ditetapkan.
“Kami telah berada di jalur yang tepat dalam memperkuat segmen utama Bank yakni, wealth, pembiayaan otomotif, UMKM, dan korporasi lokal skala besar, yang terus menunjukkan pertumbuhan dan ketahanan di tengah tantangan ekonomi global," kata Steffano dikutip Rabu, (30/7/2025).
2. Penyaluran kredit tumbuh 9,2 persen

Adapun dari sisi penyaluran kredit, kredit segmen ritel dan non-ritel Community Financial Services (CFS) tumbuh 9,2 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp84,51 triliun.
Kredit segmen non-ritel naik 12,1 persen menjadi Rp37,5 triliun, didukung kredit segmen Business Banking (Komersial) yang tumbuh 17,5 persen, kredit SME+ dan Retail SME (RSME) yang masing-masing tumbuh 10 persen dan 8,1 persen.
Sementara, kredit ritel CFS mencatatkan pertumbuhan sebesar 7,0 persen (yoy) menjadi Rp47,01 triliun, didukung oleh kredit otomotif anak perusahaan yang naik 9 persen di tengah pasar otomotif dalam negeri yang belum bergairah.
Kredit pemilikan rumah (KPR) meningkat 4,4 persen, dan kredit konsumer (kartu kredit & KTA) tumbuh 6,3 persen.
Kredit segmen Large Local Corporates yang merupakan bagian dari Global Banking (GB) tetap melanjutkan pertumbuhannya sebesar 31,5 persen menjadi Rp13,85 triliun.
3. Maybank tampung dana nasabah Rp114 triliun

Lalu, perusahaan mencatat simpanan nasabah sebesar Rp114,7 triliun. Namun demikian, Giro meningkat 14,2 persen menjadi Rp41,7 triliun, didukung utamanya oleh simpanan segmen non-ritel. Tabungan stabil sebesar Rp22,8 triliun, sedangkan Deposito Berjangka turun 10,8 persen sejalan dengan strategi Bank untuk meningkatkan rasio CASA yang menjadi 56,2 persen pada Juni 2025 dari 51,3 persen pada Juni 2024.
Kinerja bank digital Maybank meningkat, dengan kenaikan transaksi pada M2U (ritel) sebesar 24,6 persen menjadi lebih dari 14 juta, sedangkan M2E (korporasi) mencatat kenaikan 14 persen menjadi lebih dari 2,4 juta transaksi.
Dari sisi kualitas aset, rasio Non-performing Loans/NPL membaik sebesar 2,4 persen (gross) dan 1,5 persen (net) pada Juni 2025 dari 2,7 persen (gross) dan 1,7 persen (net) pada Juni 2024. Saldo NPL menurun sebesar 12,3 persen (yoy).
Rasio Loan to Deposit/LDR Bank saja tercatat sebesar 89,1 persen, dan Rasio Kecukupan Likuiditas (Liquidity Coverage Ratio/LCR) Bank saja tetap pada tingkat yang sehat sebesar 152,2 persen, jauh di atas ketentuan regulator sebesar 100 persen, dan Net Stable Funding Ratio/NSFR Bank saja berada pada level 106,8 persen.
Rasio Kecukupan Modal (CAR) tetap kuat pada level 26,6 persen dan CET1 pada level 25,4 persen.