Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Nilai Ekonomi Digital Diproyeksikan Tembus Rp14.502 Triliun pada 2023

Suasana Traveloka Campus di BSD, Tangerang Selatan, Banten. (Dok. Traveloka)

Jakarta, IDN Tmes - Ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara diproyeksikan terus bertumbuh pesat hingga mencapai nilai ekonomi sebesar 1 triliun dolar AS atau Rp14.502 triliun pada 2030. Presiden Traveloka, Caesar Indra, mengatakan capaian tersebut dipacu oleh layanan keuangan digital yang semakin diminati para pengguna internet.

Berdasarkan laporan edisi keenam dari e-Conomy Southeast Asia (SEA) Report - Roaring 20s: The SEA Digital Decade, pembayaran digital diperkirakan akan mencapai nilai transaksi bruto sebesar 1,1 triliun dolar AS pada 2025.

Menurut laporan hasil riset dari Google, Temasek, dan Bain & Company yang diterbitkan tahun lalu tersebut, pinjaman digital diperkirakan melonjak empat kali lebih besar dalam lima tahun ke depan, dari 23 miliar dolar AS pada 2020 menjadi senilai 92 miliar dolar AS pada 2025.

“Laporan tersebut menunjukkan peluang pasar yang sangat besar dalam pembayaran digital,” kata Caesar dalam pernyataan tertulis kepada IDN Times, Selasa (7/6/2022).

1. Fitur PayLater dirancang untuk mereka yang tidak punya kartu kredit bank

Situs lowongan kerja Traveloka (traveloka.com/en-id/careers)

Dia pun mengatakan Traveloka merupakan perusahaan pertama di Indonesia yang memperkenalkan layanan pinjaman jangka pendek Buy Now Pay Later (BNPL), atau biasa disebut PayLater.

Fitur tersebut bagi pelanggan yang tidak memiliki kartu kredit perbankan tradisional, tapi membutuhkan kemudahan berbelanja dan mengatur sendiri cicilan pembayaran. 

“Kami tidak menyangka bahwa lebih dari separuh transaksi wisata melalui Traveloka di Indonesia dilakukan melalui transfer antarbank. Kami menyadari bahwa banyak pengguna tidak memiliki kartu kredit,” kata Caesar.

Berdasarkan pengetahuan tersebut, Traveloka meluncurkan Traveloka PayLater pada 2018 di Indonesia. "Untuk memudahkan pengguna memenuhi kebutuhan gaya hidup mereka." 

2. Hanya 10 persen pengguna Traveloka yang punya kartu kredit

IDN Times / Auriga Agustina

Dia mengungkap hanya sekitar 10 persen dari pengguna aplikasi Traveloka di Indonesia, Thailand, dan Vietnam yang memiliki kartu kredit pribadi. Bahkan, menurutnya, banyak eksekutif perusahaan di Indonesia berulang kali gagal mendapatkan kartu kredit dari bank.

"Hal ini bukan karena mereka tidak layak mendapatkannya. Masalahnya ada pada ketersediaan data. Institusi pemberi kredit atau bank tidak memiliki data keuangan yang cukup dari nasabah sehingga dianggap berisiko bila mendapatkan pinjaman,” ujarnya.

Sebelum ada fitur PayLater, pengguna yang tidak memiliki kartu kredit sebagian besar memilih untuk membayar pada saat-saat terakhir. Mereka seringkali harus membayar lebih tinggi karena harga-harga cenderung naik bila terlalu dekat dengan waktu pemesanan, ditambah lagi risiko penawaran semula tidak lagi tersedia.

3. Traveloka gandeng perbankan

Suasana Traveloka Campus di BSD, Tangerang Selatan, Banten. Traveloka diakui oleh Fast Company, media berbasis di AS, sebagai “Best Workplace for Innovators” karena telah menunjukkan komitmen besar dalam mendukung terciptanya inovasi dalam lingkungan kerja. (Credit Foto: Traveloka)

Traveloka bermitra dengan beberapa bank terkemuka untuk memperluas layanan seperti Traveloka PayLater Card yang merupakan kartu kredit hasil kerjasama dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Traveloka juga bekerja sama dengan Bank Negara Indonesia (BNI) dalam peluncuran Traveloka PayLater Virtual Number yang pertama di Indonesia. Layanan ini memungkinkan pengguna bertransaksi dengan aman dan mudah di pasar dan toko online dengan menggunakan rangkaian 16 angka unik terintegrasi dengan aplikasi seluler Traveloka.

Layanan Virtual Number telah digunakan untuk transaksi di lebih dari 20 toko online, sementara 50 persen dari pengguna yang telah mengaktifkan layanan tersebut telah menikmati pengaturan cicilan pinjaman dalam jangka waktu 1 - 12 bulan.

Sebagai informasi, Traveloka memiliki dan mengelola data dari pengguna layanan sejak 2012 saat perusahaan tersebut berdiri sebagai layanan pemesanan transportasi dan akomodasi wisata. Dalam dasawarsa terakhir, tercatat sebanyak 60 juta kali aplikasi Traveloka telah diunduh dan telah diakses oleh 40 juta pengguna aktif.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hafit Yudi Suprobo
EditorHafit Yudi Suprobo
Follow Us